JAKARTA - The Perfect House, film bergenre physiological thriller besutan sutradara Affandi Abdul Rachman dan produser Vera Lasut, bakal mewarnai jagat perfilman negeri iniSebelum beredar, film tersebut sudah berhasil memikat khalayak pada ajang International Fantastic Film Festival di Korea Juli lalu
BACA JUGA: Raffi-Yuni Sering Berantem
Pembuatan film itu diwarnai kisah totalitas para pemainnyaSalah seorang pemain film itu, Wanda Nizar, tidak sempat melihat film terakhir yang dimainkannya tersebut
BACA JUGA: Dari Kenangan Alessandra di Miss Asia Pacific World 2011
Pria yang juga menjadi bintang iklan perawatan kulit itu meninggal dunia pada 20 Oktober laluBACA JUGA: Semangat Dukung Indonesia
"Kami semua merasa kehilanganDia belum sempat nonton film tersebut," kata Fandi, sapaan Affandi Abdul Rachman, saat ditemui di Mazee, FX Plaza, Sudirman, Jakarta, kemarinWanda berperan sebagai Dwi dalam The Perfect HouseSelain itu, dia bermain dalam film Pencarian Terakhir"Kemarin, setelah press screening, kami melakukan doa bersama," ucap Fandi
Pemain lain, yakni Cathy Sharon dan Mike Lucock, juga memiliki kesan tersendiri dengan film ituDi film tersebut, kakak kandung Julie Estelle itu benar-benar mencurahkan waktu dan energi demi mendapatkan feel kala memerankan JulieMulai workshop sampai saat syuting, Cathy menolak semua pekerjaan yang masukDia ingin menyelesaikan film itu saja
"Itu pertama buat saya, main film dengan tidak diganggu pekerjaan lainSampai saking terbawanya memerankan Julie, sudah tidak syuting pun, masih terasa emosi Julie-nyaSaya sempat berada di grey areaJadi, saya sedang tidak memerankan Julie, tapi juga belum kembali jadi Cathy, gitu," katanyaSemua itu dilakukan oleh Cathy karena film tersebut memang film yang berkualitasBidikannya adalah pasar luar negeriKata Cathy, kalau tidak dilakukan dengan maksimal, sayang rasanya.
Karena itu, dia harus rela melepaskan tawaran syuting sinetron stripping dan program TV serta memandu acara musik maupun acara off air dan on airMike beda lagiDi film itu, dia lebih banyak berbicara dari ekspresi wajah dan gerak tubuhBerbicara secara verbal justru hanya sedikit sekaliPadahal, sebelumnya, peran yang dimainkannya selalu peran konyol.
"Saya selalu dapat peran konyolLalu, tiba-tiba saya dapat peran ituJadi pembantu rumah tangga pula, tukang kebun kanDialognya bisa dibilang nggak adaBuat saya, nggak susah, sihTapi, awalnya, saya tanya ke FandiPenting nggak sih peran itu, kan nggak ada dialognyaKalau peran itu nggak ada, nggak apa-apa, kan" Tapi, ternyata setelah membaca skenarionya secara utuh, memang penting sih," ucapnya(jan/c11/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maia Ingin Punya Album Rohani
Redaktur : Tim Redaksi