jpnn.com, JAKARTA - Seluruh masyarakat Indonesia diajak semakin mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2019.
Pelantikan ini akan dilaksanakan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Minggu (20/10). Karena itu masyarakat harus bersatu agar seluruh upaya-upaya yang tidak baik menjelang pelantikan bisa digagalkan.
BACA JUGA: Jelang Pelantikan Presiden, Kompleks Parlemen Mencekam
Ajakan disampaikan alumni SMA Negeri 3 Bandung Ngahiji lintas angkatan yang menyampaikan pernyataan sikap dan doa bersama di Gedung Joeang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/10)
“Jika dalam pilpres kemarin masyarakat Indonesia terbelah berdasarkan pilihan calon, termasuk di antara komunitas alumni, maka kami alumni SMAN 3 Ngahiji ingin mengajak seluruh komponen bangsa kembali bersatu," ujar Mohammad Farhan, anggota DPR dari Fraksi NasDem yang juga alumni SMAN 3 Bandung
BACA JUGA: Larang Unjuk Rasa saat Pelantikan Presiden, Diskresi Polisi Ancam Demokrasi
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan beberapa perwakilan, para alumni juga menegaskan komitmen mengawal dan mendukung Joko Widodo sebagai presiden dan Ma’ruf Amin sebagai wakil presiden yang terpilih secara sah berdasarkan konstitusi.
“Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan kami menyambut pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin,” ucap Ketua panitia Debyannie Mamusung, alumni SMAN 3 angkatan 85.
BACA JUGA: Ssstt...Novel Baswedan Titipkan Dokumen Penting untuk Pak Jokowi Sebelum Pelantikan Presiden
Alumni SMAN 3 Bandung Ngahiji juga menyatakan menolak segala upaya untuk menghalangi atau menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019 mendatang.
“Kami menolak setiap upaya menghalangi atau menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 mendatang,” kata alumnus SMA Negeri 3 Bandung Ngahiji lainnya, M. Fariza Y Irawady.
“Pelantikan ini mengukuhkan kedaulatan rakyat setelah rakyat Indonesia memberikan hak suaranya dengan datang ke TPS pada April lalu. Inilah people power sesungguhnya yaitu ketika rakyat berbondong-bondong ke TPS,” tutur Fariza.
Alumni SMA Negeri 3 Bandung Ngahiji juga mengutuk segala paham dan aksi terorisme yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan NKRI.
“Kami menolak setiap upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman berbangsa rakyat Indonesia serta siap melawan radikalisme dan terorisme,” kata Dina Arjanti, salah satu alumnus SMA Negeri 3.
Alumni SMA Negeri 3 Bandung Ngahiji yang lain dalam pernyataan sikapnya, Euis Presmawati, alumnus angkatan 75, mengajak kepada seluruh elemen masyarakat senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
Dia menegaskan, setelah pilpres, tidak ada istilah 01 dan 02, yang selalu ada sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia.
Hal senada disampaikan Ariyyo Bimo dari angkatan 92. Dia mengajak untuk memperat persaudaraan yang sempat koyak ketika musim pilpres. “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi kita semua, yang mencintai Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Ariyyo.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang