jpnn.com - SURABAYA - Banjir rob yang melanda Kelurahan Tambak Sarioso, Asemrowo, sejak Kamis (29/12) tak kunjung surut sampai saat ini.
Kejadian itu terasa mengganjal. Sebab, kawasan yang dihuni lebih dari 400 rumah tersebut jarang dilanda banjir.
BACA JUGA: Hiks..Batal Acara Tahun Baru, Sibuk Mengungsi
Jika banjir, air bakal surut dalam hitungan jam.
Puncak ketinggian air terjadi pada Jumat sore (30/12). Air merendam jalan raya setengah meter.
BACA JUGA: Ratusan Merpati Dilepas untuk Tahun Baru
Di dalam kampung, ketinggian air mencapai dua kali lipat.
Jalan Tambak Osowilangon mulai mengering pukul 08.00 kemarin. Namun, jalanan di dalam kampung masih terendam.
BACA JUGA: Tahun Baru, Warga Sampang Kebanjiran 1 Meter
Beberapa warga terlihat membersihkan rumah mereka dari air dan lumpur. Mereka memakai gayung, air, dan ember.
Ketika kondisi rumah sudah bersih, mendung gelap dari utara kembali datang. Warga berbondong-bondong keluar rumah.
Mereka pasrah seandainya malam nanti banjir kembali datang.
Di tengah kemeriahan perayaan Tahun Baru 2017, mereka berkutat dengan dinginnya air bah.
Akhir November lalu, banjir juga merendam wilayah di sepanjang Kali Kandangan tersebut.
Warga menuduh pemilik pergudangan tidak memiliki saluran air. Akibatnya, air dari timur meluber ke jalan raya.
Air lantas merangsek ke daerah permukiman di bagian
Kondisi itu diperparah dengan pasangnya air laut yang mengakibatkan banjir tak kunjung surut.
Warga membentuk tim penanggulangan banjir Branjangan (TPBB) yang beranggota sembilan orang.
Salah seorang anggota tim tersebut adalah Zainal Arifin. Pria 65 tahun itu tahu seluk beluk Sungai Kandangan.
Sebab, sejak kecil, dia sering bermain di sungai tersebut.
Saat ditemui di rumahnya, ruang tamu Zainal terendam air, sedangkan terasnya sudah kering.
Dia mengambil gulungan kertas di atas lemari es. Kertas itu adalah surat yang dikirimkan kepada wali kota Surabaya.
Isinya menyebutkan bahwa TPBB melakukan investigasi sejak 5-14 Desember lalu. Mereka mencari penyebab banjir dari hulu.
Dengan menggunakan perahu motor, mereka menyisiri wilayah Kali Kandangan.
Hasilnya, warga menemukan salah satu cabang Kali Kandangan yang ditutup.
Penutupan dilakukan karena aliran sungai sering merusak bendungan di tambak warga.
Namun, hingga kini, belum jelas siapa pelakunya. Aliran air itu seharusnya mengairi Sungai Osowilangun di timur.
Lantaran ditutup, beban di hilir Kali Kandangan bertambah.
"Kalau kembali dibuka, 30 persen air bakal teralirkan ke sungai lain," kata Zainal, lalu menunjukkan foto sungai yang diuruk.
Dia meminta Wali Kota Tri Rismaharini memperhatikan temuan warga itu.
Dia ingin pemkot kembali membuka cabang sungai, mengembalikan lebar sungai yang terimpit pematang tambak, dan memaksimalkan sungai-sungai lain.
Di antaranya, Kalianak, Greges, Balongsari, dan Tambak Osowilangun.
Petugas satpol PP sebenarnya sudah membongkar sejumlah bangunan di selatan Jembatan Branjangan.
Bangunan tersebut membuat lebar sungai berkurang tiga meter.
Namun, setelah dibongkar, aliran air belum lancar. Sebab, fondasi rumah itu belum dihancurkan.(sal/c16/oni/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Byuur! Kapolres Siram Personel dengan Air Kembang
Redaktur & Reporter : Natalia