jpnn.com, MAGETAN - Dana bantuan bencana kekeringan warga Magetan, Jawa Timur masih minim.
Pihak badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat hanya mengantongi bujet Rp 3 juta.
BACA JUGA: 10 Daerah Terancam Krisis Air Bersih Â
Jumlah untuk memasok air bersih itu diyakini tidak sebanding dengan potensi ribuan warga yang terdampak.
''Kalau prediksinya kemarau selama enam bulan, ya kurang sekali (anggaran, Red),'' kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra.
BACA JUGA: 422 Desa Siaga Bencana Kekeringan
Fery menjelaskan, cukup tidaknya dana mengatasi bencana kekeringan yang digunakan untuk dropping air minum dan masak bergantung jumlah warga dan wilayah terdampak.
Serta tingkat kedaruratan kekeringannya. Bila itu terjadi, dia memprediksi dana Rp 3 juta bakal habis dalam rentang waktu setengah bulan hingga sebulan.
BACA JUGA: Ancaman Kekeringan Diprediksi Datang Lebih Cepat
Pihak BPBD menyediakan 12 tandon air dengan masing-masing berkapasitas 2.400 liter.
Bila estimasi ada 600 warga terdampak, dropping dilakukan dua hari sekali untuk kebutuhan satu tandon.
''Dropping bergantung urgensinya,'' ujarnya.
Minimnya alokasi dana bencana kekeringan tahun ini bukan tanpa sebab.
BPBD berkaca pada pengalaman tahun lalu yang menyalurkan air bersih untuk satu wilayah di Desa Sayutan, Parang.
Juga estimasi waktu dropping yang dilakukan memasuki triwulan ketiga.
Prediksi BMKG yang menyatakan kemarau berlangsung lebih cepat dan panjang di luar perkiraan. (cor/ota/c22/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Air dari Langit Bangkitkan Harapan Warga Cape Town
Redaktur & Reporter : Natalia