Tolong Jangan Sebar Foto Hoaks Gempa Halmahera yang Meresahkan..

Rabu, 17 Juli 2019 – 07:17 WIB
Gempa bumi. Foto: Ilustrasi Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Foto yang menggambarkan peristiwa pesisir pantai yang porak-poranda beredar di berbagai grup WhatsApp baru - baru ini.

 Tampak rumah-rumah yang tinggal fondasi dan puing-puing bangunan berserakan tergenang air. Yang tampak berdiri kukuh hanyalah pohon-pohon kelapa.

BACA JUGA: Rumah dan Bangunan di Jember Ikut Terkena Dampak Gempa di Bali

Sebagian netizen menyebut foto itu merupakan kondisi setelah gempa di Halmahera Selatan pada Minggu, 14 Juli 2019.

Misalnya yang di-posting pemilik akun Facebook Nurikhela Bandang (fb.com/nurikhelaputri.bandang) pada Minggu malam (14/7). "Gempa Desa Tawa Halsel," tulisnya.

BACA JUGA: Gempa Bali: Bangunan Sekolah Rusak, Siswa Dipulangkan Lebih Cepat

BACA JUGA : Gempa Bumi 7.2 SR Guncang Halmahera, Kantor Polsek Rusak

Unggahan foto yang beredar di WhatsApp group dan Facebook itu memang janggal. Sebab, siaran pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebutkan bahwa gempa bumi teknotik di Halmahera Selatan tidak berpotensi tsunami.

BACA JUGA: Mindanao Porak-poranda Diguncang Gempa 5,8 SR

Gempa dengan magnitudo 7,2 itu tidak terjadi di lautan, tetapi di daratan.

Hasil monitoring BMKG juga menunjukkan adanya 61 kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,8 dan magnitudo terkecil 3,1.

Informasi itu terus diperbarui hingga 15 Juli 2019 pukul 05.00 WIB. Anda dapat membaca keterangan BMKG di bit.ly/TakBerpotensiTsunami.

BACA JUGA : Mindanao Porak-poranda Diguncang Gempa 5,8 SR

Terkait foto pantai porak-poranda yang beredar, Jawa Pos menemukan foto yang sama pada peristiwa di Pandeglang pada 2018.

Saat itu terjadi tsunami di wilayah pesisir barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan pada Minggu, 23 Desember 2018.

Peristiwa tersebut menewaskan 168 orang dan lebih dari 500 lainnya luka-luka, serta beberapa dinyatakan masih hilang. Anda dapat melihat foto asli di bit.ly/TsunamiDesember.

Badan Nasional Pananggulangan Bencana (BNPB) kala itu menginformasikan bahwa daerah terdampak merupakan kawasan wisata dan permukiman.

Di antaranya, lokasi sepanjang Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita. Saat tsunami terjadi, banyak wisatawan yang berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Sementara itu, Jawa Pos.com juga memberitakan situasi dan kondisi di Halmahera Selatan setelah dilanda gempa bumi.

Judulnya berbunyi 30 Menit Terjadi 7 Kali Gempa Susulan. Berita yang terbit pada 15 Juli 2019 itu memaparkan bahwa gempa dipicu sesar aktif Sorong-Bacan dengan mekanisme sesar geser.

Staf BPBD Kabupaten Halmahera Selatan Iksan Subur mengatakan, guncangan sangat terasa di Kota Labuha.

"Dalam 30 menit, terjadi tujuh kali gempa," tuturnya. Plh Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menjelaskan, meski gempa tidak berpotensi tsunami, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap gempa susulan. Anda dapat membaca berita itu di bit.ly/7GempaSusulan. (zam/c17/fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa 6 SR Guncang Bali Pagi Tadi, Cepat Keluar


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler