'Tolong Pak Jokowi, Riau tak Layak Huni Lagi....'

Sabtu, 26 September 2015 – 22:00 WIB
'Tolong Pak Jokowi, Riau tak Layak Huni Lagi....' Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - PEKANBARU - Sempat membaik selama dua hari, asap terpekat sejak ditetapkan status darurat pencemaran udara kembali dirasakan masyarakat Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/9).

Meski minim titik api, namun karena pergerakan angin, Riau menjadi daerah utama terpapar asap dampak kebakaran lahan di Sumatera Selatan dan Jambi. Bahkan ISPU menunjukkan kualitas udara jauh di level berbahaya.

BACA JUGA: Guru Besar Unair yang Tewas di ITS itu Sering Blank Tak Sadarkan Diri

"Ini merupakan asap paling pekat dan bertahan seharian dari pagi hingga malam hari. Kualitas udara terburuk bahkan melampaui titik ISPU 300 psi,'' kata Zuharman, ketua RT di Rumbai, Pekanbaru.

Kondisi ini semakin diperparah, dengan kebijakan PLN melakukan pemadaman bergilir. Warga yang berharap bisa bernapas dengan bantuan AC atau kipas angin untuk mengusir asap, dibuat pasrah tak berdaya.

BACA JUGA: Relawan Ahok Gerilya Di Mall, Ngapain Ya?

"Jika pemerintah tak bisa memadamkan api dan mengusir asap, tolong Pak Jokowi, evakuasi kami dari sini. Kasihan bayi, anak-anak dan orang tua yang diambang kematian,'' tambah Zuharman.

Ketua harian Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar meminta pemerintah bertindak cepat menangani bencana yang sudah terjadi hampir dua bulan ini. Ia meminta semua kantor-kantor pemerintah dibuka untuk lokasi pengungsian warga.

BACA JUGA: Walah, Gimana Nih.. 154 Desa Belum Dialiri Listrik

"Riau sudah tak layak huni lagi," tegasnya.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho juga menegaskan hal yang sama. Dalam pesan singkat yang diterima wartawan, disebutkan bahwa kualitas udara di Provinsi Riau hari ini merupakan kondisi paling terburuk. Jauh di atas level berbahaya.

"Dari empat titik pantauan, kualitas udaranya jauh diambang batas minimum level berbahaya,'' kata Sutopo.

Dia menjelaskan, untuk kategori udara berbahaya, biasanya angka yang ditunjukkan adalah 350 Psi (particulate standar indeks). Namun yang terjadi di empat kota yakni Pekanbaru, Kampar, Bengkalis dan Siak, angka ISPU sudah jauh di atas angka rata-rata (kategori berbahaya).

"Pekanbaru berstatus berbahaya dengan angka 401 Psi, Kampar berstatus berbahaya dengan angka 419 Psi, Bengkalis berstatus berbahaya dengan angka 429 Psi, dan Siak berstatus berbahaya dengan angka 527 Psi,'' jelas Sutopo.

Kondisi buruk juga dialami warga di Palangkaraya. Dalam broadcast yang ramai di media sosial, muncul pesan-pesan mengharukan. Seperti yang diposting akun bernama Fitri ini. Berikut postingannya:

"Hari ini Palangkaraya dalam kondisi udara terparah dalam sejarah kabut asap di Indonesia. ISPU Palangkaraya hari ini sampai di angka 1.900 psi atau 6 kali lipat dari ambang batas bahaya yang ada di angka 300-an. Saya tidak tahu bagaimana cara kawan-kawan di sana bisa bertahan, saya tidak tahu bagaimana cara bayi - bayi dan anak-anak di sana bisa bernafas.

Jika tidak ada satu tindakan pun yang diambil maka bukan tidak mungkin berita selanjutnya yang kita dengar dari Palangkaraya adalah bayi-bayi yang tidak bernyawa, anak-anak yang dalam kondisi kritis.

Sayang sungguh disayang informasi ini sampai sekarang belum jadi berita utama media Nasional. Alhasil orang-orang di luar Palangkaraya mengangap tidak terjadi apa-apa."

Ayo Pak Jokowi, blusukan asap lagi..! (afz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sang Penyembelih Beruang Madu Mengaku PNS, Ini Kata Pemkab Kukar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler