jpnn.com, SURABAYA - Toyota Avanza bernomor polisi (nopol) L 1147 BF yang disopiri Waridi, warga Rungkut, Surabaya, tercebur ke Sungai Brantas di kawasan dermaga penyeberangan Pama di Desa/Kecamatan Ngunut Sabtu (26/1) sekitar pukul 19.30.
Waridi tak mengira niatan untuk silaturahmi ke keluarga di Kabupaten Blitar berbuah petaka. Pria 56 tahun tersebut beserta istri, Sholikatin (56), dan keponakannya, Anam Shodikin lolos dari musibah itu.
BACA JUGA: Tragis, Bocah 7 Tahun Terpeleset dan Hanyut di Sungai Denai
Selanjutnya, dua anaknya, Siti Yuniati (32) dan Fitri Nusyam (34) serta kakaknya, Siti Alfiah (61) tenggelam bersama dengan mobil yang ditumpanginya.
Waridi mengakui, saat berada di turunan dermaga, kondisi mobil direm tangan. Karena posisi terlalu ke menjorok ke bibir sungai, dia berniat untuk mundur sambil menunggu perahu datang.
BACA JUGA: Henky Kurniawan Tenggelam di Sungai Bengawan Solo
Namun, saat rem tangan dilepas, mobil itu justru maju sampai akhirnya tercebur ke sungai.
''Mendengar kedua anak saya teriak-teriak menyuruh membuka pintu mobil saat tercebur, sedangkan saya keluar dari mobil melalui jendela,'' katanya.
BACA JUGA: Pamit Bermain, Bocah Ditemukan Telah Tenggelam
Dia berhasil keluar melalui jendela dan berenang. Warga sekitar sempat melempar tali kepadanya. Tapi, panjang tali tersebut tak sampai sehingga dia tetap harus berenang ke tepi.
Salah seorang penumpang yang selamat, Anam Shodikin, menuturkan, semula mobil berada di turunan dermaga untuk menunggu kapal di seberang sungai yang belum berangkat.
''Kapal sudah berangkat, jadi mobil berhenti. Tapi, kondisi saat berhenti itu tepat di turunan terjal,'' ungkapnya.
Dia masih berada di dalam mobil saat dua kali mundur. Namun, saat mobil hendak mundur untuk kali ketiga, dia dan Sholikatin turun untuk mengurangi beban.
Saat ban depan menyentuh jembatan dermaga, mobil tersebut berhenti sejenak. Setelah berhenti, sopir memutuskan mundur, tapi malah maju sehingga masuk ke sungai.
Dia dan Sholikatin panik, tapi tak tahu cara menolong para korban. Sebab, arus sungai begitu besar. ''Warga yang di warung ikut membantu,'' ucapnya.
Hartoyo, warga Desa/Kecamatan Ngunut yang sedang ada di warung, berusaha menolong penumpang dengan berenang mengiringi mobil yang masih hanyut sampai 100 meter itu sebelum akhirnya tenggelam.
''Saya teriak-teriak di samping jendela sopir untuk menyuruh cepat keluar. Tapi, karena malam, saya tak bisa melihat kondisi penumpang,'' terangnya.
Setelah mobil tenggelam, Har, sapaan akrab Hartoyo, menjelaskan, ada beberapa warga lain yang ikut menyorot permukaan sungai dengan lampu untuk mengetahui penumpang yang berhasil keluar.
''Sopir berhasil keluar dengan berenang menepi dan menggapai slang yang saya lemparkan,'' katanya.
Dia menambahkan, sampai petugas kepolisian dan tim Basarnas datang, belum ada tanda-tanda penumpang lain muncul. (c1/din/c22/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicari Selama 7 Hari, Hamidah Belum Juga Ditemukan
Redaktur & Reporter : Natalia