SUMENEP - Masyarakat Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur belum bisa menikmati aliran listrik. Sebab, hingga 2017 pemerintah tidak akan mengalokasikan dana pengembangan listrik di daerah itu. Alasannya karena keterbatasan anggaran.
Ketua Forum Pemuda Raas (FPR) Suryadi menyatakan, sejak dulu warga Raas terpinggirkan. Hingga kini belum ada warga yang menikmati aliran listrik secara memadai.
Aliran listrik di daerah tersebut hanya berasal dari pembangkit listrik diesel yang dikelola perorangan. Padahal, listrik sangat dibutuhkan terutama dalam mengembangkan perekonomian warga.
''Sudah sering kami sampaikan kepada pemerintah. Namun, belum ada respons baik,'' ungkapnya.
Pemerintah, jelas Suryadi, selalu beralasan anggaran minim saat diminta membangun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Menurut dia, alasan tersebut kurang fair dan tidak adil. Sebab, di darat atau beberapa pulau dapat dialiri listrik.
BACA JUGA: Ternyata 8.500 Kendaraan Belum Ber-STNK
''Mengapa Raas belum? Padahal, kami juga warga Sumenep,'' tambahnya.
Kalaupun anggaran terbatas, kata Suryadi, pemerintah seharusnya mencari cara lain. Misalnya, meminta bantuan suntikan dana dari pemerintah pusat atau provinsi, bukannya lepas tangan. Pemerintah harus memiliki kebijakan solutif guna menyelesaikan masalah itu.
Setidaknya, ada PLTD yang dikelola pemerintah atau lebih tepatnya PLN. Dengan demikian, warga Raas bisa sedikit terbantu. Meski membayar, biayanya tidak semahal PLTD yang dikelola swasta. Saat ini warga terbebani biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulan. Bayarannya pun sangat mahal.
''Bayangkan, satu lampu Rp 35 ribu per bulan. TV Rp 45 ribu. Kalau dua lampu sudah berapa? Itu pun hanya 12 jam (malam hari saja). Ini kan sangat menyengsarakan,'' ucapnya.
Suryadi berharap, pemerintah mau mendengarkan jeritan warga Raas akan kebutuhan aliran listrik. Di sisi lain, Kepala Kantor ESDM Sumenep Abd. Kahir menyatakan, aliran listrik ke Pulau Raas sudah direncanakan. Namun, kendalanya lagi-lagi anggaran yang terbatas. Untuk Kecamatan Raas ditaksir lebih dari Rp 40 miliar.
BACA JUGA: Usai Evakuasi Jasad Korban, Pemuda Ini Kesurupan, Hii... Ngeri Ah...
''Sepertinya, dalam tahun ini belum. Anggarannya yang tidak ada,'' katanya.
Dia menjelaskan, pemerintah daerah berkali-kali meminta bantuan pusat. Pemerintah pun pernah mengajak investor. Hanya, dari sekian pulau di Kabupaten Sumenep, beberapa pulau di antaranya harus diprioritaskan.
''Tahun ini masih fokus Gili Raja. Itu pun diperkirakan tuntas pada 2019. Pada prinsipnya, kami bertekad semua pulau harus teraliri listrik,'' paparnya.
Kahir menambahkan, jika hanya mengandalkan APBD, tentu tidak bisa terlaksana. Untuk itu, pihaknya bersama bupati terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar ada sokongan dana.
''Artinya, kami terus mencari solusi alternatif termasuk menggaet investor,'' jelasnya.
Ada beberapa wilayah kepulauan yang sudah teraliri listrik. Misalnya, Talango, Gili Genting, Sapeken, Arjasa, Sepudi, dan Masalembu. Ada yang 24 jam full, ada pula yang hanya 12 jam.
BACA JUGA: Tak Perlu Dilunasi, Hitung-Hitung Sebagai Belasungkawa Kami
''Intinya, kami akan terus berusaha agar semua wilayah kepulauan teraliri listrik,'' kata Kahir. (daf/han/c5/ai/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh, Lulus Tes 2013 tapi SK Belum Juga Diserahkan
Redaktur : Tim Redaksi