Tompi: Saya Enggak Memilih-milih, Saya Ambil Saja Dulu

Rabu, 01 September 2021 – 12:53 WIB
Ilustrasi - Pesohor Tompi menyebut dirinya bukan tipikal orang yang suka memilih-milih. Foto: Ricardo/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Pesohor Teuku Adifitrian atau lebih dikenal dengan panggilan Tompi menyebut dirinya bukan tipikal orang yang suka memilih-milih, termasuk dalam kaitannya dengan vaksin COVID-19.

Pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini kemudian mengajak masyarakat bijak saat melakukan vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan jenis vaksin sesuai ketersediaan di lokasi terdekat.

BACA JUGA: Ini Hukuman yang Layak Bagi Yahya Waloni dan Muhammad Kece

“Kalau saya pribadi, sih, enggak memilih-milih. Apa yang ada, saya ambil saja dulu."

"Jadi enggak memilih harus Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, atau Moderna."

BACA JUGA: Densus 88 Sampaikan Info Penting Soal Taliban dan Terorisme di RI

"Karena yang penting sekarang tervaksin terlebih dahulu,” ujar Tompi saat dihubungi.

Belakangan, masyarakat banyak memburu vaksin Pfizer karena dianggap lebih baik dibandingkan vaksin lain.

BACA JUGA: Banyak juga Anggota DPR Wafat Karena COVID-19, Berikut Nama-namanya

Vaksin buatan Amerika Serikat ini telah tiba di Indonesia sebanyak 1.560.780 juta dosis pada Kamis (20/8).

Berdasarkan laman covid19.go.id, tingkat efikasi vaksin Pfizer pada usia di atas 16 tahun mencapai 95,5 persen dan pada usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.

Menurut Tompi, nilai efikasi suatu jenis vaksin dapat berubah-ubah bergantung situasi dan kondisi.

Oleh sebab itu, seharusnya masyarakat tidak perlu meributkan dan berebut vaksin Pfizer hanya karena nilai efikasinya disebut lebih tinggi daripada jenis vaksin lain.

“Perkara efikasinya, ada yang 98 persen, 96 persen, 60 sampai 70 persen. Kalau diamati, angka itu juga kan terus berubah-ubah."

“Lihat data-data yang diluncurkan beberapa waktu terakhir tentang bagaimana efikasi Sinovac terhadap virus COVID-19 ini, yang tadinya enggak tinggi-tinggi amat, sekitar 60 persen kalau tidak salah, ternyata terbukti efektif dan untuk varian-varian tertentu,” katanya.

Tompi juga mengingatkan COVID-19 merupakan penyakit baru sehingga masih terus dilakukan penelitian jangka panjang yang cukup kompleks.

Maka untuk saat ini, akan lebih bijak masyarakat mendapatkan vaksin sesuai ketersediaan.

Saat ini terdapat enam jenis vaksin yang digunakan di Indonesia untuk melawan virus COVID-19, yaitu Coronavac, Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan vaksin produksi Bio Farma dengan bahan baku dari Sinovac.

Tompi mengatakan jumlah ketersediaan vaksin saat ini terbatas, sementara populasi penduduk Indonesia sangat banyak.

Sehingga tidak bijak jika masyarakat menunda penyuntikan vaksin hanya karena ingin memilih merek tertentu.

“Misalnya, di dekat rumah kebagiannya Sinovac tetapi ingin memilih Pfizer sehingga menunda suntik. Atau, misalnya tinggal di Jakarta Selatan, lalu lari ke Kelapa Gading demi mendapatkan Pfizer, ya, jangan begitu,” katanya.

Tompi juga menyarankan orang sehat sebaiknya bisa mengalah dan mendahulukan kelompok penerima yang direkomendasikan pemerintah untuk mendapatkan vaksin Pfizer.

Sebagai informasi, vaksin Pfizer sudah bisa didapatkan warga DKI Jakarta yang belum pernah mendapatkan vaksin, baik dosis pertama maupun dosis kedua.

Dinas DKI Jakarta memprioritaskan empat kelompok penerima, yaitu usia 12 ke atas, ibu hamil dan menyusui, penyakit kormobid terkontrol dan penderita gangguan imunologi yang harus disertai surat keterangan dari dokter.

“Jadi, ya, kita bagi-bagilah porsinya, yang relatif tidak punya masalah dengan autoimun, misalnya, bisa pakai jenis vaksin yang lain,” pungkas Tompi.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler