--------
Tri Junari- Bandung
-------
SUASANA di ruangan utama Bandung Pilot Academy (BPA) di Jalan pajajaran tiba-tiba saja terlihat sibuk. Beberapa orang berseragam putih dipadu celana biru dongker sibuk menerima telepon baik dari hape maupun telepon kantor. Ada juga pegawai BPA yang terus-terusan update berita dari internet terkait insiden pada even Bandung Air Show 2012.
Dari semua perbincangan yang disimak, konten pembicaraan semuanya sama, yakni tentang Letkol (purn) Toni Hartono, kopilot pesawat latih Bravo AS 202, yang wafat bersama Pilot Marsekal Pertama Purn Norman T Lubis. Ya, keduanya tewas saat melakukan aksi akrobatik udara pada acara Bandung Air Show 2012, kemarin.
Namun, hampir semua karyawan awalnya tidak menyangka yang menjadi korban adalah rekannya sendiri di BPA. Sebab, Toni tidak memberitahukan kepada rekan-rekannya, ia akan turut terbang bersama Marsekal Pertama Purn Norman T Lubis.
"Ya kami cukup kaget, baru kemarin (Jumat 28/9) saya bertemu Pak Toni dan tidak membicarakan kalau beliau akan terbang," ujar Gianto Sumarto, staf maintenance BAP kepada Bandung Ekspres di kantornya, kemarin.
Menurut Gianto, Toni bergabung dengan BPA sekitar tahun 2011. Saat itu, Toni mengambil pensiun dini TNI AU dan masuk BPA. "Ya baru setahunan bergabung. Beliu sebagai instruktur penerbang di akademi ini," tuturnya.
Dari sepuluh instruktur penerbang BAP, Toni dikenal sebagai pribadi yang humoris. Begitu pula yang diakui sejumlah siswa peenrbang di akademi tersebut. "Betul, Pak Toni ini enak diajak ngobrol, humoris juga," tuturnya.
Sementara itu, isak tangis dan lantunan ayat-ayat Alquran dilantunkan saat jenazah Toni datang di rumah duka di jalan Bapa Supi No 24 Rt 4/Rw 8 Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong Kota Bandung. sebuah peti jenazah digotong sejumlah anggota Cadet Angkatan Udara. Jenazah tiba pukul 17.11
Menurut salah satu tetangga Almarhum, Wahyu (40), semasa hidupnya almarhum dikenal baik dan sopan santun. Setiap berangkat dan pulang kerja, pasti selalu berhenti dan berbincang terlebih dahulu, minimal menyapa tetangga, kemudian berangkat lagi.
Meski korban baru menempati rumah ini sekitar tiga bulan, akan tetapi almarhum yang dikenalnya baik dan sopan santun ini, kelihatannya selalu ceria dan hormat kepada sesama.
Pantauan Bandung Ekspres (Grup JPNN) di kediaman Almarhum Letkol PNB Toni Hatono, sejak pukul 16.00, kerabat dan tetangga korban berbondong- bondong ke rumah duka. Ketika jenazah korban datang dengan mobil ambulance milik TNI AU, warga dan kerabat almarhun tak henti-hentinya melantunkan ayat-ayat Alquran.
Peti jenazah yang ditutup kain putih begitu kokoh membungkus Raga pria yang dikenal lembut di mata keluarga dan warga sekitar. "Laa ilaa ha ilallaah..laa ilaa ha ilallah," suara warga, kerabat dan keluarga saat jenazah disemayamkan di dalam rumah. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menelusuri Jejak Sejarah Perkembangan Islam di Negeri Komunis Tiongkok (1)
Redaktur : Tim Redaksi