Tonjolkan Semangat Bersaudara, Bantu Bikers Duafa

Minggu, 08 November 2015 – 08:48 WIB
Komunitas moge Eagle Rider Community (ERC) saat touring ke Bali, 5-7 November 2015. Foto: ERC for JPNN.Com

jpnn.com - BANYAK orang beranggapan para bikers motor gede alias moge adalah orang-orang kaya yang sukses. Padahal, sebenarnya kecintaan dan hobi pada moge tidak melulu identik dengan kekayaan.

Hal inilah yang terlihat dari komunitas moge Eagle Rider Community (ERC). Tanpa membeda-bedakan latar belakang, ERC yang bermarkas di Bekasi, Jawa Barat itu justru mengedepankan semangat kekeluargaan dan persaudaraan di antara anggotanya.

BACA JUGA: Inilah Harapan Datsun sebagai Sponsor Utama dari Kemenangan Persib

Anggota ERC chapter Jakarta Timur, Abu Albani mengatakan, anggota klub motor yang menaunginya bisa berasal dari berbagai latar belakang. Pria berbadan subur ini mengatakan, di antara para anggota ERC tidak ada yang menonjolkan diri karena sama-sama memiliki semangat brotherhood yang tinggi.

Hal itu pula yang ditonjolkan ERC saat mengikuti Asia Pacific Harley Owner Groups (H.O.G) Convention 2015 di Bali, 5-7 November ini. ”Meski banyak orang sukses dan kaya, tapi tidak pernah memperlihatkan apalagi menyombogkan diri bahwa dirinya kaya,” ujarnya.

BACA JUGA: Inilah Harapan Datsun sebagai Sponsor Utama dari Kemenangan Persib

Abu justru baru merasakan bahwa banyak orang-orang kaya di komunitas mogenya dalam setiap acara touring. Sebab, meski ia tak pernah keluar uang besar, namun fasilitas yang diperoleh kepada anggota-anggotanya cukup wah.

”Kita baru sadar bahwa banyak yang kaya karena dalam setiap touring selalu ada yang mensubsidi dan anggota tidak pernah tahu siapa saja yang menyumbang untuk acara itu. Bikers duafa seperti saya hanya bisa mensyukuri hal seperti ini,” tegasnya.

BACA JUGA: Cara Mitsubishi Fuso Merawat Market Share Tetap Terjaga Saat Kondisi Ekonomi Lemah

Ada cerita mengharukan lain yang pernah dialami oleh Abu selama bergabung di ERC. Ia  sempat tidak memiliki motor besar karena kondisi ekonomi.

Namun, ia tetap diterima apa adanya di ERC. “Di tempat lain mungkin saya sudah ditendang dari grup hanya karena tidak memiliki motor. Di sini  tidak pernah, bahkan saya selalu dipinjami motor dari saudara-saudara lain yang memiliki motor lebih dari satu,” jelasnya.

Dalam perjalanan touring pun demikian. Anggota-anggota senior ERC yang berpengalaman membimbing para yunior tentang cara mengendarai motor besar dengan aman. Pengurus ERC maupun anggota berjalan beriringan.

”Yunior dibimbing untuk bisa menguasai emosi dan tunggangannya. Bagaimana berkendara dengan aman dan tidak membahayakan orang lain dan diri sendiri.

Sedangkan Kepala Bidang Touring ERC, Prana mengaku mendapat pengalaman luar biasa dari turing komunitasnya di Bali. Sebab, ia baru pertama kalinya diserahi tanggung jawab untuk memimpin touring bertajuk ERC Goes to Bali itu.

”Saya minta maaf kalau ada kekurangan. Tapi perjalanan ini luar biasa semua kompak dan mendukung suksesnya acara ini,” jelasnya.

Sementara Bendara Umum ERC, Rasa menambahkan, acara touring ke Bali ini lebih banyak diisi dengan kegiatan wisata dan kuliner. Sepanjang perjalanan dari Malang sampai ke Bali, katanya, setiap peserta touring ERC menikmati kuliner setempat. “Kebetulan ada  jamuan makan dari sesama anggota yang putra daerah setempat,” jelasnya.

Rasa juga memuji kekompakan team touring ERC. ”Road capten pandai benar membaca situasi dan kondisi jalan semenetara sweeper demikian. Perjalanan dan peserta menjadi teratur, tertib dan aman. Tidak ada anggota yang mendahului rombongan atau ketinggalan, semua berkendara beriringan,” tegasnya.(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Toyota Astra Finance Luncurkan E-kiosk dan Pop Up Van, Ini Manfaat dan Kemudahannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler