Perdana Menteri Tony Abbott bertolak ke Indonesia untuk menghadiri acara pelantikan Presiden Joko Widodo hari Senin (20/20) besok di Jakarta.

 

BACA JUGA: Jaring Hantu Seberat 1 Ton Hanyut di Pesisir Northern Territory

 

BACA JUGA: Musim Pohon Kapuk di Canberra Disalahkan sebagai Penyebab Alergi

BACA JUGA: Pelihara Kelinci di Queensland, Dipenjarakan 6 Bulan

Dalam perjalanan menuju Jakarta, PM Tony Abbott singgah sebentar di Papua Nugini untuk bertemu dengan PM Peter O'Neill membahas ancaman Virus Ebola dan juga pemukiman kembali pencari suaka. Diketahui, kesepakatan pemukiman kembali pencari suaka di Papua Nugini menghadapi sejumlah kendala namun PM Peter O'Neill mengatakan pemukiman pencari suaka itu akan segera dimulai. Pada Senin pagi (20/10), Joko Widodo akan diambil sumpahnya menjadi Presiden Indonesia ke-7 menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah menjabat sejat 2004. Abbott mengatakan dalam pesan videonya kalau pelantikan Presiden terpilih Indonesia merupakan peristiwa yang penting bagi Australia mengingat Indonesia adalah tetangga yang teramat penting bagi Australia. "Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan juga merupakan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia bersama dengan India, dan saat ini Indonesia tengah berkembang menjadi negara demokrasi Adidaya di Asia," katanya. "Setiap tahun hampir satu juta warga Australia mengunjungi Indonesia, termasuk Bali, dan setiap tahun ada lebih dari 17,000 pelajar Indonesia belajar di Australia," tambah Abbott. Abbott  juga mengatakan dirinya sangat berupaya untuk memperkuat hubungan sosial dan ekonomi dengan Indonesia. "Pada tren saat ini, Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada pertengahan abad mendatang. Inilah sebabnya mengapa kebijakan luar negeri kita perlu fokus pada Jakarta daripada Geneva satu," katanya.  Saat ini kita memiliki Colombo Plan baru yang akan mendatangkan lebih banyak pemuda Australia yang belajar di Indonesia. Dan kita juga telah memiliki Pusat Indonesia Australia di Universitas Monash yang akan mempromosikan pemahaman yang lebih besar mengenai Indonesia dan pentingnya hubungan dengan Indonesia.
"Australia - Indonesia juga telah memulihkan perdagangan ternak hidup yang saat ini nilainya telah kembali sebelum penangguhan perdagangan," Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan dirinya menanti kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Baru Indonesia. "Presiden Indonesia yang digantikan, Presiden Yudhoyono, telah menjadi teman yang hebat bagi Australia. Dia telah menjadi teman baik bagi Perdana Menteri Australia Berturut-turut sejak Jphn Howard," "Joko Widodo mengambil alih pemerintahan dengan itikad baik yang sangat besar bagi negaranya dan juga kita. Australia berharap Presiden Indonesia yang  baru akan berhasil mengemban tugasnya," kata Abbott. Joko Widodo berkuasa ketika ketegangan diplomatik Indonesia dan Australia sudah berhasil diselesaikan, kedua negara telah menandatangani kode etik baru terkait skandal spinase yang dilakukan Australia terhadap Indonesia beberapa waktu lalu. Meski demikian isu mengenai  permohohnan grasi kelompok penyelundup narkotika Bali Nine masih belum terpecahkan, Dr Yudhoyono menyerahkan masalah ini kepada penerusnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... New Colombo Plan, Dekatkan Mahasiswa Australia dengan Indonesia

Berita Terkait