jpnn.com, GARUT - Program Integrated Participatory Development & Management of Irrigation Program (IPDMIP) Kementerian Pertanian (Kementan) dirasakan betul manfaatnya oleh petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Salah satu bukti nyata program ini adalah meningkatnya hasil pertanian sebesar 2,7 persen.
BACA JUGA: Pertanian Tak Boleh Berhenti, BPPSDMP Kementan Bahas Implementasi Closed Loop
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan YL) mengatakan, program IPDMIP dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengubah perilaku petani.
Ia memberi perhatian serius pada IPDMIP, karena tujuan utama program ini adalah meningkatkan ketahanan pangan terutama di tengah pandemi COVID-19, serta peningkatan kesejahteraan petani.
BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Jaga Harga Diri Cegah Korupsi
Selain itu Mentan SYL juga menyampaikan bahwa banyak ilmu yang bisa diserap petani dan penyuluh melalui SL IPDMIP.
Salah satu syarat agar pertanian bisa makin maju, kian meningkat produksi, adalah dengan inovasi.
BACA JUGA: Kabar Baik dari Tri Rismaharini, Tiga Bansos Salur Serentak se-Indonesia Awal 2021
"Di SL IPDMIP, peserta juga diajarkan inovasi dalam pertanian yang bisa membantu meningkatkan produktivitas,” katanya.
IPDMIP juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya bisa kesejahteraan petani meningkat.
"Jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” kata Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi meyakinkan bahwa sektor pertanian adalah yang mampu bertahan di tengah situasi apa pun.
Bahkan, kata Dedi, sektor pertanian masih terus tumbuh meski dua kali perekonomian nasional mengalami kontraksi.
"Kita sudah dua kali mengalami kontraksi di semua sektor. Pada Kuartal I-2020 ke Kuartal II-2020 ekonomi kita minus lima sekian persen. Juga pada Kuartal II-2020 ke Kuartal III-2020 minus lagi tiga sekian persen," kata Dedi saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut, Selasa (29/12).
Menurut Dedi, hal menggembirakan bahwa pada Kuartal I-2020 ke Kuartal II-2020 sektor pertanian tumbuh 16,24 persen. "Selanjutnya dari Kuartal II ke Kuartal III-2020 tumbuh 2,15 persen," ujar Dedi saat berdialog dengan petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan) dan penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kadungora.
Dedi menegaskan bahwa yang menjadi kata kunci meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian adalah tetap semangatnya petani dan penyuluh turun menggarap sawah, ladang, dan kebun mereka.
Pandemi Covid-19 tak mampu membendung semangat petani dan penyuluh untuk terus berproduksi memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
"Selama masih ada kehidupan, selama itu pula pangan diperlukan, selama itu pula pertanian diperlukan, selama itu pula petani, penyuluh, KWT, Poktan, Gapoktan diperlukan," ungkapnya.
Ia menegaskan selama masih ada kehidupan pertanian tidak boleh berhenti. "Meski besok dunia kiamat, hari ini kita tetap tanam. Itu tekad kita," kata Dedi menyemangati petani dan penyuluh.
Untuk itu, Dedi mengajak kepada petani untuk terus semangat turun ke sawah, ladang, dan kebun untuk terus menggenjot produksi dan produktivitas.
"Kita perlihatkan kepada dunia petani tetap masih ada dan semangat turun ke sawah, ke kebun, ke ladang untuk menggenjot produksi. Semangat itu tidak boleh berkurang," ujarnya.
Bayangkan, ia melanjutkan, kalau gara-gara Covid-19 semangat petani maupun produksi turun, kelaparan terjadi di mana-mana. "Maka dari itu, kita genjot semangat ini untuk tetap produksi," ujarnya pada dialog tersebut.
Dedi menyebut untuk mendukung petani sepenuhnya, pihaknya selalu menjalin kerja sama dengan pemda setempat dalam hal ini Kabupaten Garut dan seluruh stakeholder terkait lainnya untuk menggenjot produksi.
"Kami ada Kostratani yang merupakan pusat gerakan kebangkitan pertanian di tingkat kecamatan. Tujuannya adalah untuk memberdayakan penyuluh dan petani," kata Dedi.
Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Guna Santika menjelaskan wilayahnya cukup banyak menerima manfaat program IPDMIP.
Setidaknya ada 10 kecamatan di Kabupaten Garut yang mendapat program IPDMIP.
Salah satu fokus program adalah pembinaan kelembagaan pertanian di wilayah penerima manfaat IPDMIP, khususnya terkait pengaturan air.
Menurutnya, meski di tengah pandemi Covid-19, ternyata produksi meningkat. Peningkatan itu terjadi di wilayah-wilayah penerima manfaat IPDMIP.
"Irigasi teknis dengan bimbingan teknis, sehingga berkontribusi pada peningkatan produktivitas sebesar 2,7 persen," kata Beni.
Di sisi lain, hal yang juga dilakukan di Garut adalah persemaian benih padi. Selama 1,5 bulan sebelum panen dan masa tanam kedua, persemaian benih padi telah dilakukan.
Menurutnya, di Garut ini ada kelompok petani milenial yang sudah bergerak di industri pengolahan. Ada beberapa produk langsung saji.
"Artinya, ada peningkatan nilai tambah dari produksi gabah yang dirasakan kelompok tani," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Dedi sempat meninjau secara langsung wilayah yang menerima manfaat peogram IPDMIP di Kecamatan Kadungora.
Selain itu, Dedi juga meninjau BPP Wanaraja di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Wanaraja.
Hadir pada kesempatan itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Camat Kadungora, Kapolsek Kadungora, Danramil Kadungora, Kepala Desa Kadungora, penyuluh, pendamping IPDMIP, kelompok tani dan BPP penerima program perangkat IT. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy