jpnn.com, TOKYO - Topan Hagibis benar-benar membuat Jepang porak-poranda. Hingga, Senin (14/10), tercatat 40 orang tewas, 16 hilang dan 189 terluka akibat bencana dahsyat tersebut.
"Masih banyak warga yang belum dipastikan. Orang-orang kami yang berseragam bekerja siang dan malam dalam operasi pencarian dan penyelamatan," ujar Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pertemuan darurat dengan para menteri seperti yang dimuat Channel News Asia.
BACA JUGA: Kualifikasi F1 GP Jepang Diundur Lantaran Topan Hagibis
Lebih lanjut, Abe menjelaskan kerusakan secara meluas telah terjadi dan lebih dari 30 ribu orang masih dalam kondisi evakuasi. "Adalah tugas mendesak kami untuk menawarkan dukungan yang sangat teliti kepada mereka yang terkena dampak," tambah Abe.
Sejak dihantam Topan Hagibis yang menjadi topan terkuat selama 60 tahun terakhir itu pada akhir pekan, Jepang mengerahkan puluhan ribu kru penyelamat yang sudah bekerja sejak Senin dini hari.
BACA JUGA: Setelah Terjang Kaledonia Baru, Badai Topan Oma Ancam Queensland
Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga mengatakan, sedikitnya 110.000 perwira polisi, para pejuang, prajurit dan personel penjaga pantai, serta 100 helikopter dikerahkan untuk operasi penyelamatan.
Di Nagano, Jepang bagian tengah, para kru penyelamat harus mengenakan kacamata dan snorkeling untuk mencari para korban selamat karena air mencapai pinggang.
BACA JUGA: Topan Menghantam Jepang Barat, Satu Orang Tewas
Sementara itu di Kawagoe, Tokyo barat laut, tim penyelamat melakukan operasi kapal selama berjam-jam untuk mengevakuasi ratusan orang.
Topan Hagibis menghantam pulau terbesar Jepang, Honshu pada Sabtu malam (12/10) dengan hembusan angin mencapai 216 km per jam. Badai tropis ini kemudian meninggalkan Honshu yang sudah luluh lantah pada Minggu pagi (13/10). (rmol/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil