Torres Dari Flop, Kini Klop

Senin, 31 Desember 2012 – 08:29 WIB
KEMBALI BERSINAR: Fernando Torres kembali ke performa setelah Chelsea dilatih Rafa Benitez. FOTO: Istimewa
KLUB harus lebih jeli bila ingin mengeluarkan banyak uang pada bursa transfer tengah musim Januari nanti. Kecenderungannya, tidak banyak pemain bagus yang masuk bursa transfer. Kalau pun bisa mendapatkannya, mereka harus melakukan adaptasi dengan cepat. Bila tidak, pembelian bisa sia-sia.
 
FERNANDO Torres memang sedang on fire belakangan ini bersama Chelsea. Striker asal Spanyol itu mulai rutin mencetak gol. Tetapi, pemain berjuluk El Nino tersebut baru bisa mencapai performa seperti ini setelah ditangani Rafael Benitez.
 
Sebelumnya, di tangan Carlo Ancelotti, Andre Villas Boas, dan Roberto Di Matteo, Torres kesulitan. Kali pertama datang dengan transfer senilai GBP 50 juta pounds atau setara Rp 778 miliar dari Liverpool pada Januari 2011, performanya benar-benar buruk.
 
Pada musim pertamanya, dari 18 pertandingan di semua ajang, dia hanya menyarangkan sebiji gol. Pada musim keduanya Torres belum juga kembali ke performa terbaik seperti di Liverpool. Dia pun dianggap sebagai transfer flop alias gagal.
 
"Dia (Torres) mencetak gol, tim menang, dan bermain bagus. Itu tujuan dari metode saya. Sekarang Fernando lebih percaya diri dan rekan-rekannya telah mendukungan dengan baik," kata Benitez, seperti dilansir London Evening Standard.
 
Setali tiga uang dengan Torres, striker yang dibeli Liverpool dari Newcastle United untuk menggantikannya, yakni Andy Carroll juga flop. Datang dengan harga GBP 35 juta (Rp 544,6 miliar), dia lebih banyak duduk di bangku cadangan.
 
Dengan harga setinggi itu, Carroll hanya bermain tujuh kali dan mencetak dua gol di Premier League. Bandingkan dengan Manchester United yang pada musim ini membeli Javier "Chicharito" Hernandez seharga GBP 7 juta (Rp 108 miliar) atau Manchester City yang membeli Sergio Aguero lebih mahal GBP 3 juta (Rp 46,6 miliar) dari Carroll.
 
Bersama United dan City, kedua pemain itu bersenang-senang di depan gawang lawan. Mereka menjadi pemain yang ditakuti bek-bek lawan dan performa tim melonjak tajam. Sedangkan Liverpool, tetap saja kesulitan di Premier League.
 
Tidak juga membaik performanya, Liverpool pada awal musim ini akhirnya melepas Carroll ke West Ham United dengan status pinjaman. Payahnya, performa buruk Carroll berlanjut. Dari sepuluh pertandingan, dia hanya mencetak satu gol.
 
"Carroll hanya kurang cocok dengan filosofi yang dikembangkan Liverpool di tangan Brendan Rodgers. Sebenarnya dia tipe striker nomor sembilan yang bagus. Dia hanya butuh lebih dipercaya dan dukungan," kata Kenny Dalglish, mantan manajer Liverpool.
 
Selain Torres dan Carroll, masih banyak pemain yang dibeli di bursa transfer tengah musim Januari dan gagal total. Itu seperti yang terjadi kepada Afonso Alves di Middlesborough pada 2008 atau Scott Parker di Chelsea pada 2004.
 
Secara umum penyebabnya adalah kesulitan pemain tersebut untuk beradaptasi dengan permainan tim yang telah terbentuk sejak awal musim. Dengan waktu yang pendek dan di tengah musim, mereka dipaksa untuk segera beradaptasi.
 
Masalahnya tidak semua pemain bisa beradaptasi dengan cepat. Apalagi, kalau pemain tersebut pindah dari kompetisi yang berbeda. Seperti yang dilakukan Ricardo Quaresma ketika dipinjamkan Inter Milan ke Chelsea pada Januari 2009. (ham/ruk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persija Fokus Laga Perdana

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler