Total 322.498 Peserta, Tetap Sistem Silang

Senin, 11 Februari 2013 – 07:37 WIB
PALEMBANG – Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan standar operasional prosedur (SOP) untuk Ujian Nasional (UN). Untuk pengawasan, tidak ada perubahan dengan pelaksanaan UN tahun lalu.

Dimana untuk jenjang SMA sederajat, tetap melibatkan pihak perguruan tinggi. Para guru dari jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kementerian Agama (Kemenag) tetap dipercaya untuk menjadi pengawas ruang ujian. 

“Untuk pengawas UN tahun ini tidak ada perubahan, tetap menggunakan sistem silang antarjenjang pendidikan,” ungkap Kadisdik Sumsel, Drs Ade Karyana MEd.

Para pengawas ruang merupakan guru yang mata pelajarannya tidak sedang diujikan pada hari yang bersangkutan melakukan pengawasan.

“Mereka harus disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan,” cetusnya. Untuk pengawasan secara umum UN jenjang SMP dan SD sederajat, koordinatornya tetap Disdik Sumsel.

Secara total, jumlah peserta UN tahun ini mencapai 300 ribu orang, tepatnya 322.498 siswa. Dengan rincian, peserta UN SD/MI sebanyak 117.953 siswa, SMP/MTs 114.196 siswa dan SMA/MA/SMK 90.349 siswa.

Dengan jumlah peserta UN sebanyak itu, Disdik pasang target kelulusan 100 persen. Sekadar diketahui, tahun lalu persentase kelulusan UN di Sumsel mencapai 99,86 persen.

Sementara itu, ucap Ade, minat generasi muda Sumsel untuk mengikuti pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami perubahan yang cukup  positif.           

“Harus diakui, keinginan untuk sekolah di SMK semakin meningkat. Untuk itu, kami (Disdik) punya program menyekolahkan anak – anak SMK terbaik ke perguruan tinggi (PT) agar nantinya dapat kembali dan mengajar pada SMK di Sumsel,” ungkapnya.

Dikatakan, kendala yang ada saat ini terlat pada masih kurangnya tenaga pengajar (guru) produktif untuk jenjang SMK. “Oleh karena itu, kita berusaha menyaring lulusan perguruan tinggi tadi untuk kembali mengajar di SMK. Dengan cara ini bisa meminimalisir kekurangan tersebut,” jelasnya.          

Ade membeberkan, sekarang ada 223 SMK di Sumsel. Jumlah itu kalah jauh dibandingkan SMA yang mencapai 592 sekolah. “Padahal, idealnya perbandingan jumlah SMK itu 60 persen dan SMA 40 persen,” cetusnya.         

Dikatakannya, keberadaan SMK saat ini memang sangat penting. Pasalnya, lulusan SMK merupakan tenaga kerja informal yang dapat langsung masuk ke dunia  kerja.

“Secara tidak langsung, ini juga dapat berdampak pada berkurangnya angka pengangguran yang otomatis berpengaruh pada menurunnya tingkat kemiskinan,” tuturnya. (may/rip/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karikatur Mendikbud Paling Diminati Murid SD

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler