Hal ini bisa dimaklumi keterbatasan anggaran membuat sektor yang satu ini selalu ditangguhkan dari tahun ketahun. Kepala Dishubkominfo Drs Eko Jati Suntoro MSI didampingi Kasi Keselamatan dan SAR Fauzi Lutfi mengakui saat ini ada sekitar 73 lintasan tak berpalang pintu yang suatu saat bisa menerkam setiap pengguna ranmor bila tidak waspada melewati lintasan kereta api tersebut.
Jumlah itu termasuk lintasan kereta api yang berada dijalur tikus. "Dari jumlah total lintasan tak berpalang pintu itu kita prioritaskan 28 lintasan untuk segera dipecahkan. Dengan minimnya anggaran yang dimiliki pemkab prioritas tersebut kami rumuskan menjadi super prioritas yakni 12 lintasan yang mendesak agar segera bisa dilengkapi palang pintu. Khususnya dijalur double track yang banyak terdapat dijalur pantura," tegasnya.
Memasuki arus mudik mendatang pihaknya akan menjalin komunikasi dengan pihak Kesbangpolinmas agar bisa mendorong anggota Linmas menjaga lintasan tak berpalang yang rawan menjadi penyebab laka lantas.Pihaknya mengaku akan mencoba mengajukan kembali usulan itu agar setidaknya bisa diakomodir dalam perubahan APBD khususnya untuk pemindahan palang pintu lintasan double track yang baru usai dilintasan Texin.
"Lintasan arah Mejasem yang ada diareal Texin kini telah rampung dikerjakan menjadi double track. Disini perlu dibarengi dengan menggeser plang pintu lintasan kesebelah utara sekaligus menggeser gardu petugas. Ini butuh dukungan dana dari pemkab," cetrusnya.
Skala prioritas pengadaan plang selain Texin menuju arah Mejasem dari kalkulasinya tercatat diareal Surodadi, Kesuben, dan Lemah Duwur Kecamatan Adiwerna. Dia mengakui untuk jalur selatan sendiri relatif aman karena lintasan tak berpalang hanya dilalui KA Pertamina dan KA Kaligung sebanyak 4 kali dalam sehari. Meski jalur selatan relatif dilewati kereta api dalam skala kecil justru disana paling banyak terjadi insiden.
"Ini karena warga sekitar mengira kondisi jalan sepi dan tak menduga akan ada kereta yang melintas. Upaya yang bisa kita lakukan saat ini hanya sebatas pemasangan lampu kedip dan lampu peringatan disana," ujarnya.
Keduanya mengakui sempat melakukan pemasangna lampu kedip sekaligus papan peringatan dilintasan tak berpalang pada tiga titik. Ketiga titik tersebut masing- masing di Desa Pesarean, Kebasen, dan Babakan.
Dia mengakui baru ada tiga palang pintu yang kini masih dikelola DPU dan sudah difungsikan masing- masing dilintasan Texin, Trayeman, dan Jalan Sutomo. Memang dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk menyediakan palang pintu dilintasan tanpa palang.
Ini menyangkut biaya untuk tenaga penjaga pintu, dimana kabupaten memiliki kawasan yang luas, sehingga alokasi untuk pengadaan dana petugas palang pintu harus menunggu keluasan anggaran yang ada. ( her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Alternatif Parah
Redaktur : Tim Redaksi