Total Korban Meninggal akibat Banjir Bandang di Lebak Jadi 9 Orang

Senin, 06 Januari 2020 – 01:45 WIB
Warga keluar dari Kampung Muhara yang terisolir akibat jembatan putus, di Kecamatan Lebak Gedong, di Lebak, Banten, Minggu (5/1/2020). Foto: ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI

jpnn.com, LEBAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat hingga saat ini bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor menjadi sembilan orang dan satu belum ditemukan jasadnya.

"Sebelumnya terdata delapan warga yang meninggal dunia itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi, Minggu.

BACA JUGA: Sering Berbuat Terlarang di Masjid, Tepergok Saat Melakukan yang Keempat Kalinya

Masyarakat yang menjadi korban meninggal dunia itu akibat tertimbun tanah longsor juga terseret air bah banjir bandang.

Korban bencana alam itu sebagian warga Kecamatan Lebak Gedong, karena lokasi berada di kaki gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

BACA JUGA: Tragis, Balita Korban Kebejatan Pamannya Akhirnya Meninggal Dunia

Kesembilan warga korban meninggal dunia itu antara lain Udin (50), Tini (40), Arsah (56), Diva (8), Encih (30), Setiana (12), Enon (4), Fahmi (3) dan Nana Suryana (40). Satu orang lagi belum ditemukan atas nama Rizky (8).

Dari sembilan korban jiwa itu, kata dia, kebanyakan tertimbun lumpur akibat material bebatuan dan lumpur yang keluar dari eks tambang yang pecah.

BACA JUGA: Buaya Ini Selalu Resahkan Warga, Ukurannya Besar Sekali, Nih Fotonya

Di wilayah Kecamatan Lebak Gedong banyak terdapat penambang emas tanpa izin (liar).

"Kami mengapresiasi tim evakuasi yang melibatkan TNI, Basarnas, Polri dan relawan berhasil menemukan warga korban yang meninggal dunia itu," katanya.

Sementara itu, Munasih, seorang warga Desa Banjasari Kecamatan Lebak Gedong mengatakan bahwa bencana banjir bandang dan tanah longsor itu begitu dahsyat dan mengeluarkan suara keras serta bergemuruh dan tiba-tiba mengeluarkan air dari dalam tanah.

BACA JUGA: Pangkogabwilhan I: Tidak Akan Ada Perang di Natuna, Itu Terlalu Dibesar-besarkan

"Kami beruntung selamat ketika mendengar gemuruh air dan langsung berlari untuk berlindung di masjid setempat," katanya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler