jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan trader dan konsultasi forex, Traders Family konsisten dalam memberikan modal cuma-cuma bagi mereka yang melakukan trading.
Sejak diluncurkan pada 2020, program permodalan gratis berupa belajar trading dan mendapat bayaran melalui aplikasi Traders Family.
BACA JUGA: Cegah Investasi Bodong, Traders Family Gelar Edukasi Forex Gratis
Hingga saat ini, total modal yang telah diberikan kepada para trader mencapai Rp 17,7 miliar.
Sebagai bentuk dukungan, Traders Family menyelanggarakan Mata Trader, program edukasi trading forex di Surabaya, Jawa Timur.
BACA JUGA: Tren Industri Trading Forex Positif, Bappepti Terus Memupuk Kepercayaan MasyarakatÂ
Kegiatan yang diikuti lebih dari 1.000 peserta ini diselenggarakan secara gratis di New Life Ballroom-Ciputra World pada 29 Juli 2023.
Program ini dibawakan secara langsung oleh Tito Hayunanda, CEO Traders Family, yang dikenal sebagai Johnpaul77 di kancah internasional sejak 2014.
BACA JUGA: 7 Tip Memilih Broker Forex Terbaik dan Terpercaya Melalui WikiFX
Selain Mata Trader, Traders Family juga memberikan kesempatan bagi para trader untuk mendapatkan edukasi trading forex terbaik di Indonesia melalui program edukasi lainnya, yaitu Markas Trader dan The Legends.
Program-program ini mencakup 21 kota di Indonesia. Namun, program Mata Trader secara khusus hanya diadakan di tiga kota terpilih. Sebelumnya, Mata Trader sukses digelar di Yogyakarta, pada 18 Februari 2023.
Selanjutnya, Mata Trader akan diselenggarakan di Jakarta, yang akan menjadi penutup dari seluruh rangkaian roadshow edukasi Traders Family pada tahun ini.
Dalam upaya memberikan akses edukasi yang luas, Traders Family membuka kantor di 4 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan BSD Tangerang.
Tidak hanya menyelenggarakan program edukasi gratis secara offline, Traders Family juga aktif dalam memberikan konten edukasi melalui YouTube sejak 2020.
"Kami mendedikasikan diri untuk mencetak trader profesional dan memberantas praktik-praktik yang merugikan dalam industri trading forex," ujar Hardani, salah satu peserta seminar. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh