Tragedi Air Terjun Dua Warna, Tanda Hutan Sumut Hancur

Rabu, 18 Mei 2016 – 00:55 WIB
Evakuasi jenazah korban banjir bandang di di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit. Foto: Sumut Pos/dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Tragedi di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Minggu (15/5) petang,  mengindikasikan kondisi hutan di wilayah Sumut yang sudah parah.

Karakter banjir bandang yang menerjang secara tiba- tiba dan menghanyutkan 20 mahasiswa asal Medan, menandakan adanya illegal logging besar-besaran di bagian hulu aliran air terjun itu.

BACA JUGA: Ternyata ini Rahasia Hoki Merek Kretek

Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, setelah mendengar cerita dari salah seorang mahasiswa yang selamat.

“Ada mahasiswa yang selamat cerita, semula hanya gerimis, lantas hujan lebat, dan tiba-tiba banjir bandang, yang datang begitu cepat,” ujar Sutopo kepada JPNN kemarin (17/5).

BACA JUGA: Tumbangnya "Raja Kretek" Nitisemito dan Berkembangnya Djarum

Sutopo menjelaskan, karakteristik hidrologi seperti itu, dimana banjir bandang datang secara cepat, menandakan rusaknya tutupan hutan di bagian hulu sungai. 

“Aliran air di permukaan tidak bisa meresap, tapi langsung menggelontor jadi lintasan air yang besar. Biasanya diwarnai longsoran di bagian hulu. Ini juga terlihat dari banyaknya batu-batu yang ikut dibawa banjir bandang itu,” terang Sutopo.

BACA JUGA: Ternyata ini Asal Penamaan Rokok Kretek

Karena karakteristik banjir bandang yang begitu ngeri, korban yang ditemukan ada yang hanyut, ada yang terjepit material berupa batu-batu besar. “Ada yang tertimbun material,” imbuhnya lagi.

Karakteristik banjir bandang di Sibolangit ini, lanjutnya, sama persis dengan yang terjadi di Sinabung beberapa waktu lalu, yang memakan korban tewas dua orang. “Kondisi lingkungannya sudah sangat rusak, illegal logging tampaknya sudah lama terjadi di sana,” duga pria bergelar doktor itu.

Sutopo mengingatkan warga masyarakat agar di bulan-bulan ini selalu meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di dekat aliran sungai. Dikatakan, Mei ini merupakan musim peralihan, namun cenderung “basah”, ditandai masih seringnya hujan deras.

“Hujan deras melimpah masih berpotensi muncul di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa. Yang bisa mendaki, arum jeram, dan warga yang beraktivitas di sekitar sungai, kalau sudah mendung, lebih baik segera menyingkir, jauhi sungai,” pesannya.

Dia juga menyampaikan, hingga kemarin pagi sudah 16 jenazah korban banjir bandang di Sibolangit berhasil dievakuasi. “Satu jenazah masih proses evakuasi, itu laporan yang saya terima tadi pagi,” kata Sutopo.

BACA: MENGHARUKAN, Korban Tragedi Air Terjun Dua Warna itu Sempat Bermanja ke Ibunya

BACA: Kerja di Bank Mandiri, Pilih jadi Pemandu Wisata di Air Terjun Dua Warna, Akhirnya...

Dikatakan, ada 500 orang anggota Tim SAR yang dikerahkan, gabungan dari unsur TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Tagana, Mahasiswa, relawan, dan beberapa unsur lain. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antara Puntung Rokok Mahal Rara Mendut dan SPG


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler