Tragedi Selepas Magrib, Tanah Bergerak, Sangat Mengerikan

Minggu, 11 Desember 2016 – 17:15 WIB
Rumah terkena longsoran. Foto: Samarinda Pos/JPNN

jpnn.com - SAMARINDA – Longsor mengerikan terjadi di Teluk Lerong, Samarinda Ulu, Kamis (8/12) sekitar pukul 19:00 waktu setempat.

Enam rumah ambruk tertimpa longsoran tanah.

BACA JUGA: Spanduk PLN Ini Lucu Banget, Bikin Ngakak Deh

Enam belas jam sebelumnya, warga sudah dikagetkan dengan longsoran pertama.

Saat itu, tiga rumah ambruk tertimpa longsoran.

BACA JUGA: Entah Setia Atau Stupid, Istri Masih Mau Layani Suami di Penjara

Faktor cuaca lagi-lagi menjadi penyebab utama longsor tanah  di kawasan tersebut.

Tanah di gunung yang berada dekat permukiman warga terus bergerak saat hujan deras melanda.

BACA JUGA: Disparbud Batam Optimis Capai Target 1,6 Juta Wisman Akhir Tahun

Tak hanya tanah, batu besar dan pohon turut ambrol hingga mengenai rumah warga.

Tiga rumah yang ambruk berada di lingkungan RT 20.

Sebelumnya, rumah yang yang kena longsor masih bisa berdiri meski mengalami kerusakan.

Namun, pada longsor yang kedua, rumah itu pun benar-benar ambruk.

Konly, salah seorang warga yang kediamannya terkena imbas, mengatakan, saat longsor terjadi dirinya dan keluarga sudah mengungsi ke tempat aman.

”Sekitar pukul 17.00 Wita saya sudah mendengar suara retakan dan pergeseran di samping bangunan rumah yang lebih dulu tertimpa tanah longsor,” ucap Konly sebagaimana dilansir laman Samarinda Pos, Sabtu (10/12).

Melihat situasi yang berbahaya, Konly beserta keluarganya mengungsi ke tempat salah satu rumah kerabatnya tak jauh dari kediamnnya.

Ternyata prediksi Konly benar. Selang tak berapa lama, bangunan rumah milik Toimun secara perlahan ambruk.

“Sekitar pukul 19.00 Wita seluruh bangunan rumah itu ambruk. Begitu juga empat rumah yang berderet di sampingnya. Untung kami selamat,” sela Konly.

Safruddin, salah seorang warga yang beberapa hari lalu rumahnya sudah terkena longsoran tanah, mengaku tak menyangka longsor susulan benar-benar terjadi.

Kasi Bidang Perbaikan dan Pemulihan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Sarifuddin mengatakan, sembilan rumah rusak berat akibat tanah longsor tersebut.

Sedangkan delapan jiwa menjadi korban insiden tersebut.

Status tanggap darurat pun sudah diterapkan sesuai instruksi Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.

”Draft sudah kami buat untuk disampaikan ke wali kota. Untuk warga yang terkena dampak, akan difasilitasi dengan menyewakan rumah sementara untuk tiga bulan kedepan,” kata Sarifuddin. (kis/nha)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Syarudin, Masih Sehat Setelah Ramai Dikabarkan Meninggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler