Tragis, Ibu Gantung Diri Lantaran Tak Mampu Biayai Hidup Anaknya

Minggu, 18 Juni 2017 – 04:04 WIB
Gantung diri. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, LAMPUNG - Warga Lampung cukup dikejutkan dengan kejadian dua aksi bunuh diri dalam satu hari, Sabtu kemarin.

Pemicunya tak lain adalah karena masalah himpitan ekonomi.

BACA JUGA: Jasad Prajurit TNI Baik Hati Itu Akhirnya Ditemukan

Oey Phe Tjeng (61), diduga nekat mengakhiri hidup karena terlilit persoalan keuangan.

Warga Jalan Ikan Jelaba I Bumiwaras Bandarlampung ini tewas dengan cara gantung diri di dapur rumahnya.

BACA JUGA: OTT Pungli, Polda Amankan Rp 48 Juta, Si Pembawa Uang Malah Kabur

Aksi gantung diri Oey Phe Tjeng ini pertama kali diketahui Tanu (15), putranya sekitar pukul 09.00 WIB kemarin.

Sehari-hari, wanita yang bekerja sebagai penjahit ini hidup berdua bersama sang anak. Sebelum ditemukan tergantung, Oey sempat beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.

BACA JUGA: Cegah Bunuh Diri, Bangun Komunikasi Dini

Dari pantuan Radar Lampung (Jawa Pos Group), Oey menjerat lehernya dengan tali berwarna biru. Saat ditemukan oleh Tanu, Oey sudah meninggal dunia.

Peristiwa tewasnya Oey membuat geger warga sekitar. Tim Inafis Polresta Bandarlampung dan Polsekta Telukbetung Selatan (TbS) dikirimkan untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sementara, jenazah Oey dibawa ke RSUD.dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) untuk divisum.

Kepada wartawan, Tanu mengatakan malam sebelum kejadian Oey tidak bisa tidur. Oey kemudian membangunkan Tanu dan mencoba bunuh diri.

“Semalaman dia nggak bisa tidur dan mencoba bunuh diri dengan mencoba gantung diri. Kemudian talinya saya ambil dan ibu saya langsung masuk dan mengunci kamarnya", ujarnya.

Menurut Tanu, Oey sering depresi setelah sang suami meninggal dunia. Ditambah lagi persoalan keuangan yang membelit keluarga tersebut.

Oey pernah bercerita ke Tanu bahwa usaha menjahit yang dijalaninya di Pringsewu tengah bermasalah. Oey juga mengkau kebingungan untuk mencari uang menyekolahkan Tanu.

"Ibu saya pernah cerita lagi ada masalah keuangan. Usahanya di Peringsewu dan juga dia tidak memiliki uang untuk biaya saya masuk SMA", ungkapnya.

Ahmad Yani (50) Ketua RT 024, mengatakan Oey dan Tanu memang jarang di rumah. Sebab Oey bekerja di Pringsewu.

"Saya juga baru tahu bahwa, tadi sekitar pukul 09.00 wib (kemarin,red) ada warga saya gantung diri,” ujarnya.

Sementara Kapolsek Telukbetung Barat Kompol Listiyono Dwi Cahyono mengatakan berdasarkan keterangan yang diperoleh polisi, korban telah beberapa kali melakulan percobaan bunuh diri, namun bisa digagalkan.

"Dugaan awal penyebab bunuh diri berdasarkan keterangan tetangga dan anak korban, Korban memiliki masalah ingin menyekolahkan anaknya namun tak punya dana. Serta faktor ekonomi juga karena usaha yang dijalani korban di pringsewu sedang seret,” ujarnya.

Terpisah, Aak (23) warga Brebes, Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) sekitar Pukul 03.00 WIB, Sabtu (17/6) kemarin juga ditemukan tergantung di dalam kamar rumahnya.

Casmat (55), tetangga Aak mengungkapkan, korban gantung diri dengan seutas tali di kamarnya. Aak ditemukan oleh Susmiati (55), ibunya. Aak ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Dari hasil pemeriksaan medis, diduga Aak tewas karena bunuh diri. Kasmudik, ayah Aak sangat terpukul dengan kematian anaknya. Selama ini, Aak yang tuna wicara tersebut kerap membantu orang tua. Dia menduga sang anak mengalami depresi sehingga berbuat nekat.

“Saya tidak menyangka Mas, kalau anak saya akan berpikir nekat seperti ini, padahal apapun kemaunnya selalu kami turuti karena mengingat anak kami bukan seperti anak remaja lainnya, Mohon dimaafkan kesalahan almarhum selama hidup,”papar Kasmudik. (pip/fei/wdi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bau Bangkai Menyeruak dari Kamar Kos, Ternyata Ada Mayat Nenek 60 Tahun


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler