jpnn.com - SYRIA--Aksi udara di Kota Aleppo terus memakan korban. Kontak senjata di ibu kota Provinsi Aleppo itu tidak berhenti sejak gencatan senjata AS-Rusia buyar sekitar sepekan lalu.
Padahal, masih ada warga sipil yang terjebak di Aleppo dan tidak berani meninggalkan tempat tinggal mereka.
Kemarin jet tempur Syria dan Rusia bergantian membombardir Aleppo. Sejauh ini, lebih dari 101 warga sipil menjadi korban jiwa di kota tersebut.
BACA JUGA: Akhirnya..Obama Resmikan Museum Kulit Hitam
"Ada 17 anak yang ikut menjadi korban dalam serangan udara tersebut," ungkap Syria Observatory Human Rights (SOHR).
Selain rudal, rezim Presiden Bashar Al Assad menggunakan bom barel dan peluru api dalam aksi di Aleppo.
Sabtu (24/9) warga Aleppo yang tinggal di wilayah timur mengaku menjadi sasaran bom cluster.
BACA JUGA: Kostum Malang Amore Carnival Gemparkan Adelaide
"Sepanjang malam, mereka menjatuhkan bom cluster. Saya tidak bisa tidur sampai jam 4 pagi," ujar Ahmed Hajar, penduduk setempat yang juga saksi mata kejamnya perang.
Masyarakat internasional telah sepakat melarang pemakaian bom barel dalam pertempuran apa pun karena dampak kerusakannya sangat besar.
Dari Kota New York dilaporkan bahwa Dewan Keamanan (DK) PBB telah siap duduk bersama untuk membahas masa depan Syria.
BACA JUGA: Gawat, Perang Nuklir Bisa Pecah dari Kawasan ini
Berbayang aksi udara di Syria, pertemuan penting itu berlangsung tertutup.
AS dan Rusia pun tetap saling menyalahkan tentang gencatan senjata yang gagal menciptakan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pekerja kemanusiaan pekan lalu.
"Semuanya bergantung Rusia. Mereka harus bisa membuktikan bisa mengambil langkah hebat demi tercapainya solusi diplomatis," terang Inggris, Prancis, Jerman, Italia, AS, dan Uni Eropa (UE) dalam pernyataan gabungan.
Di sisi lain, Kremlin menuding AS membuat gencatan senjata gagal. (AFP/Reuters/hep/c10/sof/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakai Payung saat Liputan Bencana Alam, Reporter TV Ini Kena Skors
Redaktur : Tim Redaksi