Trah Sultan HB IX Kumpul, Mau Lengserkan HB X? Ini Jawabannya

Sabtu, 23 Mei 2015 – 06:12 WIB
Dari kiri RM Oggy Santigi, GBPH Hadisuryo, GBRAy Murdokusumo, dan istri RM Oggy Santigi saat menjelaskan kepada wartawan hasil pertemuannya dengan HB X. Foto: Setiaky/Radar Jogja/JPNN

jpnn.com - JOGJA – Kontroversi sabdaraja dan dawuhraja  yang dikeluarkan Sultan HB X belum berakhir, terutama di internal keraton Ngayogjokarto Hadiningrat .

Putra-putri trah Sultan Hamengku Buwono (HB) IX tidak ingin kontroversi berkepanjangan.  Mengantisipasi itu, mereka bakal mengaktifkan kembali lembaga Dewan Saudara yang pernah dibentuk pascawafatnya HB IX pada 1988 silam

BACA JUGA: Wow! Kata sang Adik, Sultan Boleh Memiliki Empat Permaisuri

Dewan Saudara segera mengumpulkan semua keturunan HB IX, khususnya putra-putrinya yang masih hidup. Pertemuan Dewan Saudara ini akan dimotori GBPH Hadisuryo, putra HB IX yang lahir dari istri pertama Kanjeng Raden Ayu (KRAy) Pintoko Purnomo.

Sampai sekarang anggota Dewan Saudara ada 11 orang putra berstatus pangeran, ditambah empat putri dengan gelar gusti bendara raden ayu (GBRAy). Dengan demikian ada 15 orang yang terlahir dari empat garwa dalem atau istri HB IX.

BACA JUGA: 32 Naskah Kuno NTB “Diembat” Belanda

“Dewan Saudara itulah yang mengangkat Kangmas Mangkubumi menjadi HB X. Dulu yang menunjuk kami semua dari almarhum HB IX. Jadi HB X itu naik takhta bukan ditunjuk ayah kami,  tapi mendapatkan mandat dari semua saudaranya,” ungkap Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Hadisuryo di kantornya, Tepas Security Keraton Jogja, seperti diberitakan Radar Jogja (Grup JPNN), kemarin.

Mangkubumi adalah nama HB X sebelum naik takhta. Kini nama tersebut disematkan kepada putri sulungnya Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun yang sejak 5 Mei 2015 beralih nama menjadi GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram.

BACA JUGA: Ssttt....Ada Saran agar Sultan HB X Nikah Lagi

Gusti Hadisuryo, demikian dia akrab disapa,  menegaskan, pertemuan Dewan Saudara itu bakal digelar secepatnya. Kemungkinan dilangsungkan akhir pekan ini. Sesuai dengan amanat ayahnya, kedudukan antaranggota Dewan Saudara itu setara.  

Sebagai pemberi dan penerima mandat tak banyak perbedaan. “Hak kami semua sama. Termasuk dengan sultan yang sekarang bertakhta. Itu pesan ayah kami,” tegasnya.

Dewan Saudara akan membahas kondisi dan situasi keraton akhir-akhir ini. Terutama setelah HB X memutuskan mengganti namanya menjadi Sultan Hamengku Bawono, menanggalkan gelar sayidin panatagama khalifatullah, dan mengangkat putrinya Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.Di mata Hadisuryo, perubahan nama Mangkubumi itu merupakan isyarat pengangkatan putri mahkota. Sebab, setelah berganti nama, Pembayun lantas diperintah ayahnya duduk di watu gilang yang berada di kompleks Bangsal Sitihinggil.

“Yang boleh duduk di sana hanya putra mahkota yang akan diangkat menjadi raja. Dulu ayah saya, dan Kangmas Mangkubumi juga duduk di sana sebelum dilantik menjadi sultan,” terangnya.

“Saya waktu itu duduk di belakang Pembayun bersama GBRAy Riyokusumo (kakak HB X lain-nya). Jadi melihat secara langsung. Kursi yang ditempati Pembayun memang khusus  untuk putra mah kota,” imbuh kakak Ha-disuryo, GBRAy Murdokusumo yang ikut hadir memberikan keterangan.

Diakui, keputusan  HB X itu mendatangkan masalah serius bagi keraton. Itulah nantinya yang akan disikapi Dewan Saudara. Meski memiliki kuasa memilih dan menetapkan sultan yang bertakhta, Dewan Saudara tidak sekalipun berpikir menunjuk pelaksana tugas (Plt) sultan atau melengserkan HB X dari kedudukannya.

“Justru kami harus tetap solid, walau terjadi perbedaan pendapat. Nggak ada pemikiran ke sana,” kilahnya. (kus/laz/ong/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Jateng Tuntut Ganjar Pranowo Minta Maaf, ada Apa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler