Transaksi Hari Bangga Buatan Indonesia 2021 Diproyeksikan Lampaui Rp 11,6 Triliun

Rabu, 05 Mei 2021 – 12:54 WIB
Pemerintah memproyeksikan transaksi pada Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 bakal melebihi transaksi tahun sebelumnya yang mencapai Rp11,6 triliun. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan transaksi pada Hari Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 bakal melebihi transaksi tahun sebelumnya yang mencapai Rp11,6 triliun.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebutkan optimisme itu karena Hari BBI 2021 digelar lebih panjang selama 5-13 Mei 2021.

BACA JUGA: Asyik! Belanja Online Bakal Banjir Diskon, Catat Nih Tanggalnya...

"Pemerintah memproyeksikan Hari BBI kali ini, setidaknya menyamai catatan transaksi pada Hari BBI 11-12 Desember 2020 silam," ujar Oke di Jakarta

Oke menjelaskan program Hari Bangga Buatan Indonesia (Hari BBI 2021) merupakan pergantian dari Hari Belanja Online Nasional dengan mengambil tema utama "Semakin Bangga Buatan Indonesia".

BACA JUGA: Mendag Lutfi Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil Selama Ramadan

Menurutnya, pergantian itu hasil koordinasi Kementerian Perdagangan dengan kementerian/lembaga terkait serta beberapa platform e-commerce.

Awalnya, lanjut Oke pemerintah ingin memberikan subsidi berupa gratis ongkos kirim untuk Hari BBI 2021. Namun sejumlah platform e-commerce telah mencanangkan program gratis ongkir tersebut untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri di tengah kebijakan peniadaan mudik.

BACA JUGA: Laris Manis di Pasar Global, Ekspor Sarang Walet dan Porang Digenjot

Oleh karena itu, pada Hari BBI 2021 ini, pemerintah dan pelaku usaha saling mendukung dan berbagi tugas dalam menjalankan peran masing-masing untuk mendorong konsumsi atau belanja produk dalam negeri.

"Pemerintah mengambil peran dengan berkampanye melalui berbagai media, sedangkan pelaku usaha menyediakan berbagai bentuk penawaran menarik seperti bebas ongkir dan program-program promosi belanja, untuk menarik minat belanja masyarakat," ungkap Oke.

Oke menambahkan, program tersebut merupakan salah satu cara pemerintah meningkatkan konsumsi di tengah pandemi Covid-19 sekaligus membangkitkan perekonomian.

Dia menyebut berdasarkan data BPS kontribusi konsumsi dalam negeri sangat signifikan memicu pertumbuhan ekonomi, yakni mencapai hampir 60 persen dari PDB Indonesia.

"Di dalamnya, termasuk sektor perdagangan, dan gratis ongkir tentunya akan membantu mendorong peningkatan pergerakan ekonomi nasional khususnya sektor perdagangan," ujar Oke.

Oke berharap bisa mengoptimalkan pergerakan konsumsi. "Sehingga produk dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler