jpnn.com - JAKARTA-Program transformasi untuk menyehatkan Kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding sejak Mei 2016 sudah berjalan.
Hasilnya, penurunan kerugian operasional menjadi Rp 226 miliar dari Rp 613 miliar pada 2015.
BACA JUGA: Percepat Akselerasi Ekspor-Impor, BP Batam Bangun Dermaga Curah di Kabil
"Namun, salah satu program utama 2017 yang harus dituntaskan adalah restrukturisasi utang perbankan dan nonperbankan," ujar Dirut PTPN III Holding Elia Massa Manik, kemarin (20/12).
PTPN III Holding membutuhkan suntikan dana segar Rp 6 triliun pada 2017.
BACA JUGA: Lintas Merak-Bakauheni Mencapai 870 Ribu, Penumpang Diimbau tak Perlu Khawatir
Dana itu guna membiayai program transformasi PTPN III yang telah dicanangkan sejak Mei lalu.
Secara total, program yang akan dilaksanakan sejak 2016 hingga 2018 tersebut membutuhkan dana segar sebanyak Rp 13 triliun.
BACA JUGA: Siap-siap, Puncak Arus Libur Natal Diprediksi 2 Hari Lagi
Sebanyak Rp 2 triliun sudah didapatkan pada tahun ini.
Sedangkan sisa Rp 8 triliun akan diperoleh pada 2018.
Elia mengatakan, dana Rp 6 triliun tersebut dibutuhkan persero untuk peningkatan kinerja dan efisiensi biaya melaui berbagai cara.
Yakni rehabilitasi dan peningkatan produktivitas tanaman, perbaikan kinerja, dan kapasitas pabrik serta investasi tanaman dan non tanaman.
”Dengan adanya suntikan dana segar ini, diharapkan Holding dapat mengejar ketertinggalan produktivitas dalam waktu tiga hingga empat tahun mendatang,” ungkap Elia.
Rata-rata produktivitas persero memang masih sangat rendah.
Sawit misalnya, hanya 18,20 ton TBS per hektare.
Padahal, perusahaan perkebunan swasta mampu mencapai 24-25 ton TBS per hektare. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Sawit dan Konstruksi Bakal Membaik
Redaktur : Tim Redaksi