Transportasi Jakarta Dinilai Masih Rawan

Kamis, 20 September 2012 – 13:50 WIB
JAKARTA - Kepolisian, Dinas Perhubungan DKI serta pengelola transportasi diminta terus melakukan pemeriksaan secara periodik dan acak, terhadap seluruh angkutan yang beroperasi di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen.

Menurut Direktur Lembaga Study Advokasi dan Transportasi (LSAT) Ibnu Haikal, sebenarnya Dishub sudah mengeluarkan aturan standar pelayanan minimum terhadap beberapa moda transportasi. Semisal taksi, dimana agar pengguna tahu bahwa kendaraan yang ditumpanginya legal, maka perusahaan diwajibkan mencantumkan nama taksi berikut nomor lambung taksi, dan tentunya identitas sopir.

"Persoalannya saat ini para pengguna taksi masih banyak yang belum mengerti tips aman menggunakan taksi. Semestinya, perusahaan, Dishub dan Kepolisian, terus memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara yang aman menggunakan taksi," kata Haikal, Kamis (20/9).

Akibat kurangnya sosialisasi, Haikal mencatat untuk dua bulan ini saja sudah terjadi dua tindak kejahatan di dalam taksi. Pertengahan Agustus lalu, dua remaja dirampok begitu menaiki sebuah taksi berwarna putih di depan BSD Plaza, Tangerang. Menurut korban, Nathania dan Regina, baru sekitar tiga meter taksi berjalan, tiga pria masuk taksi langsung merampas barang-barang korban.

Selain handphone dan perhiasan, pelaku juga berhasil membawa kabur Honda Jazz Nopol B 502 NBL atas nama Novianus Hanok. Hal ini bisa terjadi karena saat menggeledah korban, kawanan penjahat tersebut menemukan tiket parkir. Karena diancam akan dicelakai, korban akhirnya menunjukan tempat parkir mobil.

Sebelumnya, pada akhir Juli, peristiwa serupa juga menimpa Julianan Taufic. Diceritakan Haikal, korban kala itu menyetop sebuah taksi di Taman Palem, Jakarta Barat. Tujuan awal adalah rumah Taufic di daerah Cengkarang. Namun di tengah jalan, taksi berhenti kemudian menaikan 3 pria tak dikenal.

Seperti modus kejadian di atas taksi sebelumnya, selain harta bendanya di rampas, Taufic juga dipaksa menguras uang puluhan juta yang ada di ATM miliknya. (pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerima Dana Bansos Pemprov DKI Diduga Fiktif

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler