Trauma Erupsi Gunung Agung 1963, Mbah Nengah Meninggal Dunia

b

Kamis, 28 September 2017 – 06:36 WIB
Jenazah Ni Nengah Rijek (69) di RSUD Sanglah, Denpasar. Foto: Juliad/Radar Bali

jpnn.com, DENPASAR - Ni Nengah Rijek, warga Desa Temega, Abang, Karangasem yang berada di pengungsian akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung di Bali meninggal dunia, Rabu (27/9). Nenek berusia 69 tahun itu mengembuskan nafas terakhirnya ketika diturunkan dari mobil angkutan kota yang membawanya ke RSUD Sanglah, Denpasar.

Kondisi tubuh Nengah sudah kaku. Sedangkan seluruh kulitnya mengunung.

BACA JUGA: Antisipasi Erupsi Gunung Agung, 10 Bandara Disiapkan

Cucu Nengah, Made Sudiarsa (25) menuturkan, neneknya tak punya riwayat penyakit apa pun. Sebelum diungsikan ke Banjar Kancil, Kerobokan, Denpasar Barat, Nengah dalam kondisi sehat bugar.

Namun, kondisi Nengah memang menurun setelah mendengar kabar bahwa Gunung Agung akan meletus. “Dadong (nenek, red) shocked dan panik ketika mendengar berita itu,” ucap Sudiarsa di ruangan IGD RS Sanglah.

BACA JUGA: Citilink Indonesia Pantau Erupsi Gunung Agung

Sudiarsa menuturkan, neneknya memang punya pengalaman buruk ketika Gunung Agung meletus pada 1963. Bahkan, kenangan itu membuat Nengah trauma.

“Karena dadong lahir tahun 1948. Saat itu dia berlari mengungsi ke gunung bersama warga lainnya. Kemudian trauma dengan letusan Gunung Agung di tahun 1963 dan dia ingat betul hal tersebut,” ungkapnya.

BACA JUGA: 2019, Semua Sertifikat Tanah di Bali Diserahkan ke Warga

Menurut Sudiarsa, neneknya sudah tiga hari berada di lokasi pengungsian. Selama di pengungsian, nafsu makannya berkurang, jarang makan, dan selalu terbayang dengan kondisi rumah sehingga selalu minta pulang.

“Akhirnya saya dan keluarga membawa ke rumah sakit. Sayangnya nyawa dadong saya tidak tertolong ketika dalam perjalanan menuju IGD RS Sanglah. Sudah dilakukan di cek denyut nadi dan nafas di ruangan tindakan oleh petugas IGD. Namun dinyatakan sudah meninggal,” ujarnya.

Jenazah Nengah sementara dititipkan di kamar jenazah RS Sanglah. Pihak keluarga juga belum memberi kepastian kapan akan mengambilnya kaeena para krama dari Desa Temega, Abang menyebar di sejumlah posko pengungsian di Denpasar dan di Klungkung.

“Untuk keluarga sendiri kami sendiri masih ada mengungsi di Kelurahan Semarapura Klod, Klungkung dan belum dikabarkan dengan musibah ini,” tuturnya.(rb/jul/mus/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Agung Menggeliat, Baguna Jatim Kirim Relawan dan Obat


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler