Trauma Korban Bom Nuklir Belum Sirna

Sabtu, 10 Agustus 2013 – 08:41 WIB

jpnn.com - TOKYO – Tepat 68 tahun lalu, bom nuklir Amerika Serikat (AS) menghancurkan Kota Nagasaki. Trauma sebagian masyarakat Jepang atas ledakan dahsyat yang merenggut sekitar 80.000 nyawa itu pun masih belum sirna. Kemarin (9/8) penduduk Nagasaki mengenang salah satu peristiwa paling mengerikan dalam sejarah tersebut.

Sedikitnya, 6.000 orang menghadiri upacara hening cipta di kota terbesar Prefektur Nagasaki, Pulau Kyushu. Duta Besar AS untuk Jepang, John Roos, juga hadir dalam peringatan tersebut. Saat jarum jam menunjukkan pukul 11.02 waktu setempat, otoritas setempat membunyikan lonceng dan sirine untuk mengenang ledakan bom itu.

BACA JUGA: Istri Muhammad Mursi, Pimpin Demonstrasi

Wali Kota Nagasaki Tomihisa Taue lantas menggunakan momen tersebut untuk menyuarakan kritik terhadap pemerintah. Menurut dia, pemerintah pusat telah gagal menghapuskan ancaman serangan bom nuklir seperti yang meluluhlantakkan Nagasaki pada 1945 silam. Sebab, Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe tidak meneken traktat PBB menyangkut kesepakatan untuk menolak senjata nuklir.

’’Jepang telah mengkhianati harapan masyarakat global,’’ tegasnya. April lalu sekitar 80 negara menandatangani kesepakatan yang diprakarsai PBB soal senjata nuklir. Negara-negara itu bersepakat untuk tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir lagi. Termasuk, bom atom dan persenjataan lain yang berpotensi merenggut nyawa banyak orang dalam sekali serang.

BACA JUGA: Pengangguran di Yunani Kembali Pecahkan Rekor

Beberapa waktu lalu Abe menyatakan bahwa kesepakatan PBB tersebut hanyalah formalitas. Sebab, hampir seluruh negara yang meneken traktat itu bukanlah negara yang memiliki senjata nuklir. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki senjata nuklir –AS, Rusia, India, dan Pakistan– malah tidak menandatangani kesepakatan tersebut

Kendati demikian, Jepang berjanji untuk tidak memproduksi atau menggunakan senjata nuklir. ’’Sebagai korban serangan bom atom, seharusnya Jepang memegang teguh janji untuk menjauhi nuklir. Ketidakmauan pemerintah menandatangani kesepakatan PBB itu bertentangan dengan janji yang pernah terucap tersebut,’’ protes Taue. (AP/AFP/hep/c16/dos)

BACA JUGA: Wow, Kerbau di India Laku Rp 410 Juta

BACA ARTIKEL LAINNYA... Idul Fitri, Hari Kemenangan Semua Bangsa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler