jpnn.com - JAKARTA - Demam berdarah (DB) menyerang Provinsi Jawa Timur. Tercatat, sudah 49 nyawa melayang karena sengatan nyamuk Aedes aegypti di 21 kabupaten/kota.
Serangan ini kini sedang ganas-ganansya. Berdasar pantauan Dinas Kesehatan Jatim, tren DB di beberapa daerah yang masih “aman” justru juga sedang mengalami peningkatan. Ada sembilan daerah yang mengalami tren kenaikan itu.
BACA JUGA: Arsitek KPK: Penetapan Tersangka BG Cacat Hukum
Yakni, Kabupaten Bondowoso, Kota Surabaya, Kabupaten Sampang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Pasuruan.
“Ada satu daerah yang hingga kini tidak ada kasus DBD-nya, yaitu Kota Mojokerto,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Harsono seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (30/1).
BACA JUGA: Sebelas Pemda Ini Belum Ambil Hasil Tes CPNS
Dengan ditetapkannya 20 daerah dengan status KLB, pemerintah daerah diharapkan lebih intens, serius, dan gencar dalam menanggulangi perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti.
Menurut dia, dinkes di kabupaten/kota setempat mempunyai andil besar dalam mengawal penurunan kasus DB. Selain itu, dibutuhkan peran serta masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk di lingkungannya.
BACA JUGA: Hasil TKD Tiga Instansi Belum Tuntas
Sementara itu, Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita mengatakan bahwa kasus DB di Surabaya berjumlah 59 kasus. Sebelumnya, pada bulan yang sama 2014, penderita DB di Kota Pahlawan hanya berjumlah 36 orang.
Kenaikan jumlah penderita DBD yang tinggi membuat Dinkes Surabaya gencar melakukan fogging di daerah yang rawan penularan DB. “Di daerah yang rawan, seperti Putat dan Benowo, penyemprotannya harus menggunakan dua siklus dan itu sudah kami giatkan,” ujarnya.
Menurut dia, bertambahnya jumlah penderita DB di Surabaya disebabkan kurang bersihnya masyarakat dalam membersihkan lingkungan. (nur/jee/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Loyalis Anas Curiga KPK Beri ââ¬ÅHadiahââ¬Â Pada Nazaruddin
Redaktur : Tim Redaksi