Tren Gaya Hidup Berubah, Mal Bukan Lagi Tempat Belanja

Selasa, 02 Januari 2018 – 11:25 WIB
IDOLA ANAK-ANAK: Dua boneka karakter tokoh animasi Yo-kai Watch menghibur dan berdansa bersama pengunjung di Atrium Tunjungan Plaza Surabaya, Rabu (18/1). Pertunjukan tersebut digelar untuk memeriahkan momentum Imlek di Tunjungan Plaza. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Perubahan gaya hidup membuat masyarakat kini lebih banyak pergi ke mal untuk menikmati leisure, kuliner, atau sekadar kongko.

Pelaku usaha pun tanggap dengan perubahan tersebut. Konsep pusat perbelanjaan diperbarui.

BACA JUGA: Saat Berzakat Menjadi Bagian Gaya Hidup

Tidak heran, saat ini keberadaan lifestyle mall kian menjamur, termasuk di Surabaya.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengungkapkan, berbeda dengan konsep konvensional, lifestyle mall mengusung lebih banyak tenant food and beverage.

BACA JUGA: Pakuwon Ubah Tunjungan Plaza 6 Jadi Lifestyle Mall

”Munculnya lifestyle mall sebagai konsekuensi makin tingginya daya beli masyarakat untuk menikmati leisure dan kuliner dan itu kian semarak pada 2018,” ujar Sutandi, Senin (1/1).

Di dalam lifestyle mall, tenant food and beverage cukup mendominasi dibandingkan tenant yang lain.

BACA JUGA: Kopi Bisa Menjadi Bagian dari Gaya Hidup Sehat?

Namun, tidak ada konsep atau komposisi tertentu terkait tenant secara baku.

”Mengembangkan lifestyle mall tidak terlepas dari kejelian pengembang untuk meramu tenant mix yang sesuai dengan keinginan pasar,” jelas Sutandi.

Peluang tersebut juga ditangkap para pebisnis food and beverage.

”Grup Ismaya yang menjadi kiblat pemain food and beverage di tanah air bersiap masuk pasar Surabaya pada 2018,” ungkapnya.

Ismaya Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang hospitality yang membawahkan beberapa merek restoran.

Sutandi menyebutkan, perusahaan tersebut akan membuka beberapa konsep kuliner di Tunjungan Plaza dan Pakuwon Mall.

”Seperti Mr Fox di Tunjungan Plaza 5, The Journal di Tunjungan Plaza 4 dan Pakuwon Mall, serta The People’s Cafe di Tunjungan Plaza 3,” kata Sutandi.

Langkah pengelola pusat belanja menggunakan konsep tersebut diyakini berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah pengunjung.

Contohnya di Tunjungan Plaza 6 yang mengusung lifestyle mall dengan komposisi 40 persen tenant food and beverage.

”Sejak dibuka 23 September lalu, tingkat kunjungan terangkat hingga 40 persen,” ucapnya. (res/c17/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaya Hidup Konsumtif dan Hedonisme Bikin Milenial Lupa Diri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler