Tren Setoran Uang Muka Haji Turun

Jamaah Manfaatkan Tiga Terminal Bus Menuju Masjidilharam

Selasa, 24 September 2013 – 08:54 WIB

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Komisi VIII DPR kemarin menggelar rapat pembahasa anggaran 2014. Diantaranya adalah anggaraan bidang haji. Kemenag mencatat bahwa setiap tahun tabungan uang muka BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji) mengalami tren penurunan.
 
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimany memaparkan bahwa pada 2011 anggaran BPIH yang disetor dari masyarakat mencapai Rp 7,387 triliun. Kemudian pada 2012 naik tajam menjadi Rp 8,701 triliun. Tahun ini proyeksi anggaran BPIH turun menjadi Rp 8,317 triliun dan tahun depan diperkirakan Rp 8,123 triliun.
 
"Kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan haji. Karena melibatkan anggaran dari masyarakat," katanya. Kemenag belum bisa memastikan penyebab penurunan jumlah setoran dana haji tersebut. Sementara ini muncul dugaan bahwa penurunan ini disebabkan Kemenag menaikkan nominal setoran awal dari Rp 25 juta menjadi Rp 30 juta per orang.
 
Menurut Anggito penganggaran bidang haji ini unik, karena lebih banyak menggunakan uang dari masyarakat. "Sehingga pertanggungjawabannya juga berbeda dengan penggunaan uang APBN. Pertanggungannya lebih transparan untuk masyarakat," tandasnya.
 
Anggito juga memaparkan penggunaan uang APBN untuk urusan haji yang jumlahnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2011 uang APBN bidang haji sebesar Rp 365 miliar. Kemudian berturut-turut naik pada 2012 (Rp 476 miliar), 2013 (Rp 563 miliar), dan 2014 (Rp 764 miliar).
 
Dengan peningkatan suntikan dana dari APBN tersebut, Anggito bertekan terus menaikkan kualitas pelayanan haji. Diantarannya adalah mendapatkan laporan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) wajar tanpa pengecualian (WTP). Selain itu juga mendapatkan hasil survei kepuasan haji dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan nilai 85 persen.
 
Anggito juga menyampaikan rencana perombakan jajaraannya. Dia mengajukan rencana pembentukan struktur Ditjen PHU Kemenag yang lebih gendut. Anggito mengusulkan Direktorat Pelayanan Haji (Diryanhaj) dipecah menjadi Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri dan Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri. Meskipun struturnya bengkat, Anggito menjamin alokasi anggaraannya tetap Rp 270,919 miliar.
 
Sementara itu dari Arab Saudi dilaporkan bahwa jumlah terminal bus yang mengangkut jamaah haji dari pemondokan menuju Masjidilharam terus bertambah. Informasi terbaru terminal bus Saptco yang terletak di depat terowongan Bab Ali kembali dioperasikan. Terminal ini melayani jamaah haji yang menempati pemondokan di wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin.
 
Sebelum dibukanya terminal bus Bab Ali ini, pengangkutan jamaah haji wilayah Aziziyah dan Mahbas Jin menuju dan kembali dari Masjidilharam dilakukan di terminal bus Syib Amin. Kondisi terminal bus Syib Amin ini cukup padat, karena juga dipakai untuk melayani jamaah haji Indonesia yang tinggal di kawasan Ma"abdah dan Rei Zakhir.
 
Dengan pengoperasian terminal bus Bab Ali itu, total sampai saat ini jamaah Indonesia menggunakan tiga terminal bus. Terminal lainnya adalah terminal bus Ghazza. Jamaah haji yang mendiami pemondokan di kawasan Bakhutmah menggunakan terminal Ghazza untuk aktivitas transportasi menuju dan kembali dari Masjidilharam.
 
Sementara itu jamaa haji Indonesia yang menempati pemondokan di kawasan Jumaizah, Jarwal, Taisir, Hafair, Syari" Monsour, Syari" Ummul Qura, dan Misfalah tidak menggunakan bus salawat. Sebab jarak pemondokan mereka dengan Masjidilharam cukup dekat, sekitar 500 meter. (wan)

BACA JUGA: Polri Cermati Pola Serangan Teroris Mal

BACA ARTIKEL LAINNYA... Positif Narkoba, Karir Irwasda Lampung Selesai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler