Trend Ekspor Produk Perkebunan Awal 2017 Positif

Rabu, 22 Maret 2017 – 16:11 WIB
Pertanian. Foto: JPG/Jawapos.com

jpnn.com - Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang juga berimbas bagi Indonesia, sektor perkebunan sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar Negara tetap memberikan kontribusi positif.

Salah satunya melalui peningkatan ekspor.

BACA JUGA: Kementan Bangun Kawasan Pangan di Pinggiran Perbatasan

Tercatat ekspor komoditi sawit dan turunannya selama 2016 mencapai 28,4 juta ton dengan nilai US$.17,8 miliar dollar atau setara Rp 240 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode 2015 yang mencapai Rp 220 triliun atau mengalami peningkatan keseluruhan sebesar 8 persen.

Memasuki 2017, harga minyak dunia yang perlahan bergerak naik memberikan angin sejuk membaiknya perekonomian global.

BACA JUGA: Mentan: Di Sana Terlalu Rajin, Di Sini Terlalu Malas

Dan hal ini berdampak pada kinerja ekspor komoditas pertanian yang ditandai dengan harga ekspor yang ikut tergerak naik.

Tercatat Januari 2017 volume ekspor produk sawit mencapat 2,9 juta ton atau senilai US.$ 2,07 miliar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Januari 2016, di mana ekspor sawit sebesar 2,4 juta ton atau senilai US.$1,19 miliar.

BACA JUGA: Indonesia Kini Surplus Beras, DPR: Semoga Seterusnya

Indikasi positif peningkatan nilai ekspor ekspor sawit dan turunannya diprediksi akan mencapai 26,5 juta ton pada 2017 lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor pada periode 2016 yaitu sebesar 25,7 juta ton.

Dari total produk sawit yang diekspor, sebanyak 74,6 persen adalah produk turunan yang mencapai 54 jenis, dan diekspor ke Negara konsumen utama yaitu Pakistan, India, Belanda dan RRT. Dan ini berarti ekspor produk sawit tidak lagi semata berfokus pada produk Crude Palm Oil (CPO).

Trend peningkatan ekspor juga terlihat pada beberapa produk unggulan komoditas perkebunan yaitu karet, tercatat ekspor pada januari 2017 mencapai 245.524 ton atau senilai US$.423,5 juta, sedangkan pada Januari 2016 pencapaian ekspor karet hanya sebesar 184.371 ton dengan nilai US$.215,8 juta.

Ekspor kopi di awal 2017 mencapai 35.743 ton dengan nilai US$.95,8 Juta, sedangkan pada Januari 2016 ekspor kopi sebesar 27.516 ton dengan nilai US$.73,8 juta.

Secara umum ekspor produk perkebunan 2017 sangat prospektif. Trump Effect yang disinyalir sebagai upaya pemerintah Amerika memperkuat ekonomi dalam negerinya akan berimbas pada penguatan mata uang dollar Amerika terhadap rupiah.

penguatan ini juga akan semakin menggairahkan ekspor produk perkebunan dan pertanian secara umum. Disisi lain regulasi pemerintah melalui Perpres no 44 tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal bagai angin segar bagi para investor.

Dalam hal ini dijelaskan pada Lampiran ke II di bidang Pertanian khususnya Sektor Perkebunan, investasi asing diberikan kepemilikan saham hingga mencapai 95 persen.

Dengan adanya payung hukum untuk investasi di sektor pertanian, diharapkan akan semakin meningkatkan minat investor yang akan berimbas pada peningkatan ekspor produk perkebunan.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Stok Cabai Melimpah, Harga Berangsur Turun


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler