Trik Mbak Kur agar Bisnis Haramnya tak Ketahuan Suami

Kamis, 23 November 2017 – 09:20 WIB
Tersangka Kur (bertopeng) digiring petugas saat diamankan di Mapolrestabes Surabaya atas kasus perdagangan manusia, Rabu (22/11). Foto: Suryanto/Radar Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Polisi telah menangkap seorang ibu rumah tangga inisial Kur, 30, yang tanpa sepengetahuan suaminya nyambi sebagai muncikari sekaligus PSK.

Wanita satu anak yang tinggal di Jalan Bulak Setro II, Surabaya juga memberikan layanan hubungan terlarang gaya tiga orang sekaligus.

BACA JUGA: Mbak Kur Cari Uang dengan Cara Haram, Suami tak Tahu

Kepada polisi, Kur mengaku sudah melakukan aksinya sebanyak tiga kali. Dia menjalankan bisnis haramnya itu di siang hari.

Hal itu dilakukan oleh Kur agar kedoknya tak terbongkar oleh suami dan anaknya. Sebab ia juga was-was jika suaminya tahu pekerjaan yang ia lakukan.

BACA JUGA: Gelar Razia di Tiga Titik Prostitusi, Nih Hasilnya

Kur mengaku memanfaatkan waktu siang untuk melayani tamu bersama AY. Sebab pada waktu tersebut suami dan anaknya tidak ada di rumah.

Suami bekerja sebagai buruh pabrik, sedangkan anakya masih sekolah. Sehingga saat bertransaksi dengan calon pelanggannya, ia mengajukan syarat waktunya harus siang hari.

BACA JUGA: Jumlah PSK Terus Berkurang, Ini Datanya

“Saya takut kalau suami tahu, sehingga pada saat ia keluar saya diam-diam pergi bersama AY,” ungkap Kur.

Dia juga membeber awal mula menjalankan bisnis haram ini. Saat itu AY datang kepadanya dan mengeluh tak memiliki uang.

Lantas AY punya ide bekerja sebagai “pelayan” tamu. Hanya saja AY meminta Kur untuk mencarikan pria hidung belang.

“Awalnya saya hanya diminta mencarikan tamu saja, namun karena ada tamu yang menginginkan layanan bertiga, saya pun ikut. Selain itu saya juga butuh uang,” terangnya.

Kurn mengaku uang hasil pekerjaannya yakni Rp 850 ribu dibagi rata dengan AY. Masing-masing mendapat Rp 425 ribu.

Kemudian uangnya ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab uang penghasilan suaminya selalu habis di awal bulan.

“Saya terpaksa melakukannya,“ katanya dengan nada lirih.

Kur mengaku mendapatkan ide untuk menawarkan korban melalui FB setelah ia melihat adanya banyak grup FB yang memposting hal yang sama. Setelah itu iapun ikut memposting di beberapa grup yang sudah ia ikuti.

“Memang di grup itu cukup banyak yang memposting hal yang sama dengan saya, dengan alasan itulah saya berani,” urainya.

Menurut Kur tak butuh waktu lama ia mendapatkan nomer telephone dari pelanggan setelah ia memposting.

Hanya saja beberapa pelanggan kadang hanya sekedar tanya-tanya saja. Setelah mengetahui tarif kencan, ada yang enggan untuk booking.

“Namun ada juga yang serius, buktinya saya sudah mendapatkan pelanggan selama tiga kali, sebelum akhirnya tertangkap,” tandasnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar menjelaskan, prostitusi online yang menawarkan jasa lewat media sosial masih banyak. Hal itu terbukti dengan banyaknya akun FB grup baru yang berisikan bisnis esek-esek tersebut.

“Memang beberapa grup sudah tak lagi beroperasi setelah polisi mengungkap prostitusi online grup tersebut. Namun para pelaku ini selalu membuat grup baru,” ungkapnya.

Menurut Lily, hal itu membuat polisi haru semakin jeli mengawasi sejumlah grup FB yang digunakan melancarkan bisnis prostitusi itu. (yua/rud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berhadapan dengan Hewan Buas, Menjebak Muncikari Malaysia


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler