Trik Yayasan Kanaan dalam KBM Bisa Jadi Inspirasi Sekolah Lain

Sabtu, 27 November 2021 – 22:58 WIB
Yayasan Kanaan memiliki strategi khusus dalam soal kegiatan belajar mengajar (KBM) selama era pandemi. Foto: Yayasan Kanaan

jpnn.com, JAKARTA - Proses pembelajaran selama pandemi Covid-19 memiliki tantangan tersendiri.

Kepala Sekolah SMP Kanaan Soelistio Widajat mengungkapkan sekolah memiliki strategi khusus dalam soal kegiatan belajar mengajar (KBM) selama era pandemi.

BACA JUGA: Desainer Kenamaan Terpesona Melihat Desain Siswi SMK di Jogja Fashion Week

“Selama pandemi proses belajar mengajar normal namun secara online. Namun, diatur dalam segi waktu pembelajaran. Jika biasanya 45 menit menjadi 30 menit sehingga dalam 1 jam menit menjadi 2 jam pelajaran tetapi tidak mengrangi asistensi pembelajaran,” kata Solelistio di Jakarta, Sabtu (27/11).

Dia menuturkan dalam 30 menit guru akan memberi materi khusus yang mudah diserap sehingga siswa akan mengerti tentang materi yang diajarkan.

BACA JUGA: Softskill Siswa SMK Rendah, Kemendikbudristek & GSM Gencarkan Program untuk Kepsek

“Selama pandemi sifatnya online. Kami mulai mempersiapkan teknis pembelajaran offline, tetapi masih menunggu SK dari Dinas Pendidikan,” ujar Soelistio.

Staf pengajar Kanaan Mutiara Wardhani menyatakan selalu berkomitmen dan sangat memperhatikan siswa. “Kita memiliki SDM pengajar yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak juga kepada orangtuanya dan menreka sudah pengalaman dalam dunia pendidikan,” kata Mutiara.

BACA JUGA: Perusahaan Otomotif Bergengsi Buka Loker Lulusan SMA/SMK, Ini Kualifikasinya!

Proses belajar mengajar secara bilingual juga diterapkan sejak SD. “Kami juga mempunyai guru-guru yang menyampaikan pelajaran itu dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia), karena memang kelas satu dan dua kami sudah bilingual. Jadi, untuk bahasa sehari-hari kita gunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar,” paparnya.

“Kami juga menggunakan kurikulum berbahasa Inggris seperti dalam mata pelajaran matematika, sains, dan ATC,” tambahnya.

Sekolah-sekolah di bawah Yayasan Kanaan, menggunakan pembelajaran learning management system. Sehingga orang tua dan anak-anak dimudahkan dalam proses belajar dan finansial.

"Semua terangkum dalam learning management system (all in one),” imbuhnya.

Mutiara mengatakan untuk menampung minat siswa, sekolah di bawah Yayasan Kanaan juga menyediakan berbagai ekstrakurikuler. Di tingkat SD misalnya, terdapat ekstrakulikuler 3D modelling, video editing, dan origami yang ditangani langsung oleh ketua rigami Indonesia yani Ibu Linda Lukman.

“Untuk ekskul public speaking misalnya ditangani oleh pelatih yang mumpuni yakni guru bahasa Inggris kita sendiri dan lulusan universitas luar negeri oleh Miss Joan Marisa,” paparnya.

Ada juga bahasa Mandarin dan games, serta drawing (menggambar). Yayasn juga sering secara berkala mengadakan webinar untuk ortu dan juga siswa.

"Terbaru, mengundang Anne Avantie untuk sharing ke orangtua dan anak soal motivasi. Juga Kak Seto, Shahnaz Haque. Kami mengundang narasumber-narasumber berkualitas untuk berbagi bersama kita,” ujar Mutiara.

Selain itu, Yayasan Kanaan menggunakan kurikulum K-13 dan para guru sudah menguasai sekali kurikulum ini.

"Guru-guru juga dibekali pelatihan berkala oleh pihak Yayasan Kanaan sehingga skill guru lebih mantap,” katanya lagi.

Staf pengajar dari SMK Kanaan Swandi Susanto mengatakan di sekolah kejuruan mereka memiliki berbagai ekstrakulikuler seperti pramuka yang wajib ddikiuti sebua siswa juga yang pilihan seperti sinematografi, digital marketing, animasi, e-sports, serta codeless Game Construction.

Berbagai fasilitas penunjang juga dimiliki sekolah-sekolah Yayasan Kanaan. Terdapat fasilitas umum seperti Lapangan olahraga, ruang musik, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium sains, dan Internet.

Selain itu ada pula studio mini untuk fotografi dan videografi, ada greenscreen untuk animasi. Sekolah-sekolah juga memiliki fasilitas peralatan yang menunjang minat siswa seperti kamera profesional, kamera DSLR, kamera mirrorless, lighting, juga Fasilitas membuat hasil karya film Dolly.

Terdapat juga Bisnis Center tempat siswa belajar untuk berwirausaha yakni bisnis percetakan. (mcr10/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler