JAKARTA - Bisnis asuransi jiwa terus meroket. Tercatat, data kinerja bisnis triwulan 4 (Q4) 2011 mencapai pendapatan sebesar Rp 110,61 triliun. Jumlah itu naik secara signifikan 7,99 persen dari posisi sebelumnya, Rp 102,43 triliun.
"Sampai saat ini pendapatan terkumpul dari 43 perusahaan yang tergabung di Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)," kata Ketua AAJI, Hendrisman Rahim di Jakarta, Jumat (9/3). Dia menjelaskan dari total pendapatan Q4 2011 itu, total pendapatan premi menjadi penyumbang terbesar yakni Rp 94,43 triliun atau tumbuh 24,28 persen.
Lebih jauh dijelaskan, pendapatan premi terdiri atas pendapatan premi produksi baru (new business premium) pada Q4/2011 yang mencapai Rp 67,65 triliun, meningkat sebesar 28,45 persen dari periode sama tahun sebelumnya.
Hendrisman mengatakan, pada pendapatan premi new business, premi tradisional mampu menyaingi pendapatan premi dari unit linked hanya tumbuh 2,68 persen menjadi Rp 33,73 triliun pada Q4/ 2011. Tetapi, lanjutnya, disisi pendapatan premi lanjutan Q4/2011 yang sebesar Rp 26,78 triliun, pendapatan premi lanjutan unit linked masih mendominasi dengan sumbangan sebesar Rp 15,24 triliun, dan premi lanjutan tradisional sebesar Rp 11,53 triliun.
Dari sisi aset, Hendrisman menambahkan pada Q4/2011aset industri asuransi jiwa mengalami peningkatan Rp 225,25 triliun. "Itu meningkat 28,88 persen," katanya. Peningkatan juga dibarengi cadangan teknis, naik 23,63 persen menjadi Rp 177,88 triliun.
Meski telah berganti kepengurusan, Hendrisman tetap tidak merubah target pendapatan 2015, Rp 500 triliun. "Dengan growing 30 persen memang terasa berat untuk mencapainya tetapi kita harus tetap optimis akan tercapai, karena melihat jumlah pemain asuransi jiwa dalam beberapa tahun terakhir tidak berkurang tetapi malah bertambah," kata Hendrisman. (vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Operator Seluler Genjot Pemakaian Data per Pelanggan
Redaktur : Tim Redaksi