Truk Bermuatan Berlebihan Merusak Aspal Jalan

Kamis, 05 Maret 2020 – 20:21 WIB
Ilustrasi truk angkutan barang. Foto: Jambi Ekspres Online

jpnn.com, JAKARTA - Truk kelebihan muatan atau disebut Over Dimension Over Loading (ODOL) menjadi salah satu masalah yang terus terjadi di jalan.

Tak hanya menimbulkan kecelakaan, tetapi kendaraan bermuatan berlebihan ini dianggap merusak aspal di jalan.

BACA JUGA: Tepergok Bawa Sabu-sabu, Sopir Truk Ini Menangis Histeris Saat Ditangkap Polisi

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menegaskan, tidak akan main-main untuk menindak tegas kepada seluruh para operator yang masih mengoperasikan kendaraan bermuatan berlebihan.

"Ini untuk menjawab beberapa pertanyaan teman-teman media terkait bentuk kegiatan kami. Kami serius untuk melakukan tindakan ini bagi pengemudi yang bandel," ungkap Budi kepada awak media di sela helatan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).

BACA JUGA: Bus Medan Jaya vs Truk di Tol Tebingtinggi, 1 Orang Tewas, 6 Luka-luka

Budi menambahkan, kegiatan ini harus dilakukan lantaran ada beberapa faktor yang bisa merugikan masyarakat dan negara.

Pertama, truk tersebut tidak memperhitungkan aspek keselamatan untuk orang lain dan juga bisa merusak jalan.

"Kami melalukan kegiatan ini yang pertama termasuk aspek keselamatan. Kemudian yang sering disebutkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) bahwa perbaikan jalan yang sering dilakukan bisa menyebabkan kerugian negara," kata Budi.

Sebagai tindak lanjutan tersebut, Budi akan memulai dari wilayah Jabodetabek. Pasalnya, dia melihat masih banyak truk odol yang sering berkeliaran di jalan.

"Seperti yang kita lihat Jabodetabek khsusunya Jakarta masih banyak kendaraan dumb truk seperti ini berkeliaran. Pelanggaran dimensi untuk truk ini tingginya mencapai 1,7 sampai 2 meter. Padahal kalau kita lihat regulasinya hanya 1 meter. Kalau kami tangkap kami akan potong sesuai regulasi," katanya.

"Menteri Perindustrian (Kemenperin) sudah meminta kepada saya target pertama di Jabodetabek dulu. Coba di depan mata dulu tertibkan dahulu. Kami bersama Kakorlantas juga sudah sepakat untuk sasar kendaraan dumb truk dengan muatan berlebihan," tandas Budi. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler