jpnn.com, JAKARTA - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri tengah menyelidiki penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat.
Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan menjelaskan bahwa dari pengamatan awal, pihaknya menemukan fakta bahwa truk yang menyeruduk 17 mobil minibus itu berada di gigi tinggi saat kecelakaan terjadi.
BACA JUGA: Update Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang: 29 Orang Menjadi Korban
“Kami ke tempat kejadian perkara (TKP). Di situ, turunan kurang lebih 5 kilometer sampai TKP. Kemudian, didapatkan fakta bahwa untuk posisi persneling ada di gigi 4. Artinya, ini gigi tinggi, sementara di situ (jalan, red.) turunan,” katanya kepada awak media yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, penyidik Korlantas akan mencari jejak-jejak rem yang masih tersisa di lokasi kejadian dalam olah TKP yang dilaksanakan pada pagi ini.
BACA JUGA: Tabrakan Beruntun Tol Cipularang: 19 Kendaraan Terlibat, 1 Orang Meninggal Dunia
“Penyebabnya masih kami selidiki. Bisa faktor manusia, bisa faktor kendaraan itu sendiri, bisa faktor jalan maupun cuaca. Ini semua akan kami selidiki,” ucapnya.
Adapun pada Selasa pagi pukul 07.10 WIB, pihak kepolisian telah memulai olah TKP lokasi kecelakaan.
BACA JUGA: Polisi Gelar Olah TKP Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang KM 92
Imbasnya, untuk sementara waktu lalu lintas akan dialihkan keluar melalui Gerbang Tol (GT) Cikamuning di KM 116 dan masuk kembali melalui GT Jatiluhur di KM 84 mulai pukul 07.30-08.30 WIB.
Diketahui, kecelakaan beruntun antara sebuah truk dan 17 minibus itu terjadi pada Senin (11/11) sore.
Jasa Marga mencatat satu orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Dari informasi di lapangan, kecelakaan diduga terjadi akibat kendaraan truk yang melaju dari arah Bandung menuju Jakarta mengalami rem blong, sehingga tidak dapat mengendalikan laju kendaraannya dan menabrak kendaraan-kendaraan di depannya. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Bandar Judol Setorkan Uang ke Oknum Komdigi
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti