jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat menyatakan akan mendeklarasikan status darurat nasional agar bisa mendanai pembangunan tembok yang diinginkannya tanpa meminta persetujuan Kongres. Dia akan memakai uang untuk penanganan bencana yang belum terpakai. Tapi, pernyataan tersebut ditariknya kembali.
"Solusi paling gampang adalah menyatakan status darurat nasional. Saya bisa melakukannya dengan cepat. Saya punya hak untuk melakukannya. Tapi, saya tidak akan melakukannya secepat itu karena ini adalah masalah yang seharusnya diselesaikan Kongres," ujar Trump sebagaimana dikutip Reuters.
BACA JUGA: 800 Ribu PNS Amerika Serikat Tak Gajian Gara-Gara Shutdown
Sama dengan sebelumnya, Trump kukuh menginginkan USD 5,7 miliar (Rp 80,25 triliun) untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Demokrat juga kukuh tak mau memberikannya. Versi Demokrat, pembangunan tembok itu adalah hal sia-sia, pemborosan, dan tidak manusiawi.
"Mari berikan waktu padanya (Trump) untuk memikirkannya. Berpikir? Apa saya mengatakan berpikir?" sindir Ketua House of Representative Nancy Pelosi.
BACA JUGA: Demi Tembok, Trump Tega Comot Dana Bencana
Legislator Demokrat John Garamendi mengungkapkan bahwa pengalihan dana tersebut akan mengurangi upaya pengendalian banjir di California dan program rekonstruksi korban badai Maria di Puerto Riko.
Senator Republik Chuck Grassely juga tak senang dengan ide tersebut. Menurut dia, itu hanya akan memotong kekuatan Kongres untuk mengontrol pengeluaran pemerintah. Ditakutkan itu bakal dicontoh presiden dari Demokrat suatu saat nanti. "Itu adalah preseden yang buruk," tegasnya.
BACA JUGA: Ngambek, Trump Bergegas Tinggalkan Pertemuan dengan Demokrat
House of Representative yang dikontrol Demokrat sejatinya sudah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk memulihkan pendanaan bagi Departemen Dalam Negeri dan Badan Perlindungan Lingkungan. Dua lembaga tersebut masuk dalam sembilan departemen yang shutdown.
Tapi, langkah Demokrat itu dijegal Senat yang dikuasai Republik. Mereka kukuh bahwa RUU pendanaan apa pun baru lolos jika anggaran tembok untuk Trump disetujui.
Shutdown parsial yang sudah berjalan 21 hari ini mengakibatkan sekitar 800 ribu pegawai federal tidak gajian. Banyak di antara mereka yang akhirnya terpaksa menjual barang demi membayar tagihan bulanan.
"Sebagian besar dari mereka (pegawai federal) hidup mengandalkan gaji dan kini mereka tidak memilikinya," ujar senator Elijah Cummings dalam debat di House of Representative. (sha/c17/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembok Surga
Redaktur & Reporter : Adil