jpnn.com - Kebijakan imigrasi AS di perbatasan Meksiko membuat anak-anak tercerai-berai dari orang tua mereka. Atas perintah Presiden Donald Trump, petugas imigrasi akan langsung memisahkan imigran yang tertangkap masuk secara ilegal dengan anak mereka.
Itu bukan yang pertama. Sejarah mencatat, Paman Sam punya sejumlah kebijakan yang memisahkan anak-anak dari orang tua. (hep/c22/dos)
BACA JUGA: Kebijakan Keji Trump Sukses Bikin Nyali Imigran Ciut
Perbudakan
BACA JUGA: Trumpkim Summit
Bayi budak-budak kulit hitam dianggap sebagai budak juga dan diperjualbelikan. Budak yang melanggar aturan tersebut ditangkap atau dibunuh.
BACA JUGA: Trump dan Kim Jong-un Bertemu, Begini Harapan Jokowi
Sekolah Asrama Suku Indian
Pada 1890, AS membantai 150 pria suku asli Amerika (Indian). Setelah itu, anak-anak suku tersebut dimasukkan ke asrama untuk menghilangkan jati diri. Bahasa asli Indian dilarang, rambut mereka juga dipangkas.
Kebijakan Kemiskinan
Pada awal 1900-an, pemerintah mengambil anak keluarga miskin dan memasukkan mereka panti asuhan. Sasarannya biasanya anak Indian atau kulit hitam. Pemerintah beralasan, mereka terlalu miskin untuk membesarkan anak.
Kebijakan Imigrasi
Pada era Great Depression, pemerintah California dan Texas mendeportasi seluruh migran asal Meksiko dan mereka yang berdarah AS-Meksiko. Terdapat 500.000 hingga 1 juta migran yang didepak. Para migran menyembunyikan anak-anak mereka agar tidak dideportasi. Anak-anak tersebut akhirnya menjadi warga negara AS dan terpisah selamanya dari orang tua mereka.
Kamp Tahanan Jepang
Kamp tercipta pada 1942, saat AS terlibat perang dengan Jepang pada era Perang Dunia II. Sekitar 120.000 warga Jepang dikirim ke kamp-kamp yang dibangun pemerintah AS. Kamp-kamp itu terletak di beberapa wilayah AS. Kira-kira 30.000 di antara mereka adalah anak-anak. Mereka tinggal di kamp berbeda.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump dan Kim Jong Un Sepakati Perjanjian Komprehensif
Redaktur & Reporter : Adil