Trump Pekerjakan Anak dan Menantu di Gedung Putih

Jumat, 31 Maret 2017 – 05:12 WIB
Jared Kushner (kanan) didampingi istri, Ivanka Trump, berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com - Gedung Putih mengumumkan bahwa Ivanka Trump diangkat menjadi penasihat ayahnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Rabu (29/3).

Jabatan formal ibu tiga anak itu adalah asisten presiden. Sama dengan suaminya, Jared Kushner, Ivanka tidak akan mendapatkan bayaran sepeser pun.

BACA JUGA: Donald Trump Disantet Ramai-ramai

Kushner diangkat menjadi penasihat senior Trump sejak 9 Januari lalu.

Sebelumnya, pasangan suami istri tersebut sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang kebijakan publik maupun pemerintahan.

BACA JUGA: Ciee..Menantu Presiden Dapat Kantor Baru

’’Kami senang Ivanka telah memutuskan untuk mengambil peranan yang tidak pernah ada sebelumnya, yaitu sebagai first daughter dan mendukung presiden,’’ tulis pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.

Jabatan Ivanka, tampaknya, diberikan untuk meredam kritikan publik.

BACA JUGA: Tarik Trumpcare di Detik - Detik Terakhir

Sebab, selama ini putri Trump dari pernikahannya dengan model Ivana Zelní Ková itu selalu hadir dalam berbagai pertemuan penting untuk membahas urusan negara.

Padahal, dia terbilang sebagai orang di luar pemerintahan.

Ivanka hadir dalam pertemuan Trump dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe pada Januari lalu, bersama PM Kanada Justin Trudeau pada Februari, dan ikut dalam diskusi dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pertengahan bulan ini.

Ivanka selalu hadir secara berkala di 1600 Pennsylvania Avenue.

Modern Appealing Clothing (MAC) bahkan sampai mengajukan class action terhadap brand milik Ivanka atas nama brand baju-baju perempuan di California.

MAC menduga Ivanka telah mengeksploitasi Gedung Putih dan orang-orang di dalamnya untuk meningkatkan penjualan produknya.

Kabar bahwa Ivanka bakal memperoleh tempat secara resmi di sisi ayahnya berembus sejak Senin (20/3).

Saat itu Ivanka sendiri yang mengumumkannya. Gedung Putih mengamini bahwa perempuan 35 tahun itu akan memiliki kantor sendiri di sayap barat Gedung Putih.

Di kantor Ivanka, selain telepon dan komputer, diberikan akses terhadap e-mail dan informasi-informasi rahasia kenegaraan.

Banyak pihak yang menuding penempatan Ivanka dan suaminya sebagai penasihat Trump bakal menimbulkan konflik kepentingan.

Namun, Ivanka menanggapinya dengan tenang. Menurut dia, semua tudingan itu tidak berdasar.

Dalam pernyataannya Rabu lalu, Ivanka mengaku mendengar kekhawatiran berbagai pihak terkait dengan kapasitas personalnya untuk memberikan nasihat kepada presiden.

Padahal, Ivanka mengaku, jika menjalankan jabatannya nanti, dirinya tunduk dan mematuhi semua aturan tentang etika dan aturan lainnya sama seperti pegawai federal lain.

’’Saya bahkan akan menjadi pegawai yang tidak dibayar di Gedung Putih,’’ ucap Ivanka.

Dia bakal bekerja sama dengan Dewan Penasihat Gedung Putih dan pengacara pribadinya untuk menjalankan tugasnya sebagai asisten presiden.

Berdasar aturan antinepotisme di AS, keluarga dari pejabat yang terpilih tidak bisa dipekerjakan sebagai pegawai federal karena potensi konflik kepentingan.

Namun, saat memilih Kushner dulu, Trump beralasan bahwa kantor eksekutif kepresidenan tidak termasuk.

Terlebih, Kushner tidak digaji. Alasan yang sama, rupanya, akan berlaku bagi Ivanka.

Setelah pengumuman penunjukan Ivanka, dua senator Demokrat langsung mengirimkan surat pada Kantor Etika Pemerintah.

Yaitu, Elizabeth Warren dari Massachusetts dan Tom Carper dari Delaware.

’’Meningkatnya peranan Ivanka Trump di Gedung Putih telah mengakibatkan kebingungan dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana caranya memastikan bahwa dia bakal mematuhi etika,’’ tulis mereka berdua dalam surat tersebut.

Sementara itu, Komite Intelijen di senat bakal memanggil 20 orang untuk diinterogasi mengenai keterlibatan Rusia dalam pemilu yang memenangkan Trump tahun lalu. Penyelidikan dilakukan bipartisan antara Demokrat dan Republik.

Ketua Komite Richard Burr menolak mengungkapkan siapa saja yang akan dipanggil.

Legislator Republik itu hanya menyebutkan satu nama, yaitu Jared Kushner.

Gedung Putih menyatakan bahwa Kushner secara sukarela mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan tentang perencanaan pertemuan dengan duta besar Rusia dan pejabat-pejabat lainnya.

Di pihak lain, Presiden Rusia Vladimir Putin langsung bereaksi terhadap penyelidikan oleh senat AS.

Dia menegaskan, tudingan bahwa negaranya terlibat dalam pemilu AS adalah sebuah kebohongan, provokasi, dan ilusi semata.

’’Lihat bibir saya. Tidak (Rusia tidak terlibat, Red),’’ tegasnya kemarin (30/3) saat diwawancarai di Arkhangelsk, Rusia. (Reuters/AFP/CNN/sha/c14/any)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah...Kekayaan Donald Trump Merosot Triliunan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler