jpnn.com, NEW YORK - Kemesraan Presiden Donald Trump dengan Israel ternyata tak selaras dengan sikap warga Amerika Serikat terhadap kelompok Yahudi. Menurut laporan terkini, jumlah insiden anti-semit di Negeri Paman Sam terus meningkat.
Pada 2019 saja, total 2.107 insiden anti-Semit dilaporkan di Amerika Serikat (AS). Angka itu merupakan jumlah tertinggi dalam lebih dari empat dekade terakhir.
BACA JUGA: Didukung Amerika, Netanyahu Bakal Caplok Wilayah Palestina dalam Waktu Dekat
Laporan Anti-Defamation League (ADL) yang dikutip oleh Washington Post menyebutkan, dari jumlah insiden anti-Semit tersebut, 61 merupakan kasus penyerangan fisik, 1.127 kasus pelecehan, dan 919 tindakan perusakan.
Data tahun 2019 itu meningkat 12 persen dari tahun 2018 sebesar 1.879 kasus.
BACA JUGA: Ikuti Langkah Trump, Brazil Segera Akui Yerusalem Ibu Kota Israel
Beberapa serangan parah pada 2019 yang dicatat oleh ADL termasuk penembakan fatal di California oleh seorang pendukung supremasi kulit putih pada 27 April, penembakan fatal di sebuah supermarket di Jersey City, New Jersey, pada 10 Desember, dan penusukan saat perayaan Hanukkah di Monsey, New York, pada 28 Desember.
Insiden anti-Semit yang mencapai rekor tertinggi tahun lalu disebabkan oleh normalisasi kata atau ungkapan anti-Semit, situasi politik saat itu, dan media sosial. Pandemi COVID-19 tahun ini memicu teori-teori anti-Semit.
BACA JUGA: Trump Umumkan Rencana Perdamaian, Hubungan Israel-Palestina Malah Tambah Panas
ADL mulai menghitung insiden anti-Semit sejak 1979. Menurut survei ADL tentang upaya Yahudi mengatasi anti-Semitisme di Amerika Serikat yang dirilis pada 21 April, hampir dua pertiga orang Yahudi Amerika saat ini meyakini bahwa mereka tidak lebih aman dibandingkan satu dekade yang lalu. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil