Try Soetrisno: Pilkada Jakarta Harus Jauh dari SARA

Kamis, 30 Agustus 2012 – 14:40 WIB
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI (Wapres) Try Soetrisno berharap jelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, 20 September mendatang, Jakarta harus benar-benar bersih dari isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Karena itu, para pemimpin dan elit harus mampu mendamaikan rakyat guna mewujudkan ketentraman dalam bermasyarakat agar Jakarta menjadi contoh bagi seluruh daerah di Indonesia.

“Pemimpin masyarakat itu harus mampu mendamaikan rakyat guna mewujudkan kehidupan yang tentram dalam bermasyarakat. Semua pihak harus memiliki komitmen yang sama untuk menegakkan Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI serta bersih dari SARA. Pilkada itu mesti demokratis, tertib dan aman,” kata Try Soetrisno ketika bersilaturrahmi dengan Ketua Umum Pengurus Pusat  Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) dan pimpinan Kaukus Anak Bangsa Cinta Damai (ABCD), Ali Masykur Musa di kediaman Try Soetrisno, Jakarta, Kamis (30/8).

Untuk penyelesaian berbagai kasus kerusuhan berbau SARA seperti di Sampang Madura, Try Soetrisno sepenuhnya mempercayakan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat yang dinilai lebih mengetahui akar masalah di lapangan. “Kalau soal Sampang, serahkan kepada pemerintah dan masyarakat. Beliau itulah yang mesti aktif, antisipatif dan menertibkan masyarakat. Kalau saya tidak tahu,” ungkap Try Soetrisno.

Ali Masykur Musa yang didampingi pengurus ABCD Lieus Sungkharisma, Kholid Syairozi mengatakan isu SARA pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta ini sangat mengkhawatirkan. “Isu SARA itu sangat sensitif dalam masyarakat Indonesia yang plural dan bisa berujung pada kerusuhan. Itu bisa berdampak destruktif dan bisa dimainkan oleh kelompok kepentingan di luar agama, yaitu kepentingan politik dan ekonomi,” kata Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini.

Oleh sebab itu lanjut Ali Masykur, kerusuhan berbau SARA itu jangan sampai merembet ke Jakarta, mengingat Ibu Kota ini sebagai mercusuar, barometer dan menjadi contoh berdemokrasi bagi daerah-daerah lain di Indonesia, maka kerusuhan tidak boleh terjadi atas nama apapun, apalagi atas nama agama. “Untuk menghindari itu tokoh masyarakat harus berpartisipasi aktif dengan memberikan pengertian rasional dalam memilih pemimpin Jakarta. Bukan berdasarkan fanatisme SARA,” harapnya.

Selain itu Ali Masykur minta Panwaslu harus meningkatkan kinerjanya dan bertindak tegas jika terbukti ada pelanggaran. Panwaslu menyosialisasikan pada masyarakat dan memperketat pengawasan dengan melibatkan komponen masyarakat agar tidak terjadi penyebaran isu negatif. “Panwaslu harus bertindak tegas untuk memberikan sanksi terhadap oknum-oknum yang menyebarkan isu SARA,” imbuh Ali Masykur.

Terkait silaturrahmi dengan Try Soetrisno, Ali Masykur mengatakan selain membahas solusi terbaik untuk menciptakan kedamaian di negeri ini juga meminta mantan Wapres Try Soetrisno menginisiasi pentingnya komitmen berbangsa dan bernegara diantara sesama komponen bangsa.

“Prinsipnya beliau bersedia, asal Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sebagai 4 pilar bangsa ini dijadikan sebagai perekat,” ungkap Ali Masykur.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salahi Aturan, Ratusan Spanduk Cagub Dicopot Panwas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler