Tudang Sipulung untuk Dongkrak Produktivitas Pertanian di Pinrang

Kamis, 11 November 2021 – 22:58 WIB
Kegiatan tudang sipulung sama halnya dengan musyawarah untuk menghadapi musim tanam. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PINRANG - Petani di Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), melakukan tudang sipulung.

Kegiatan tudang sipulung sama halnya dengan musyawarah untuk menghadapi musim tanam yang biasanya berlangsung pada Oktober hingga Maret. Giat dilaksanakan di kantor kecamatan setempat.

BACA JUGA: Anak dengan Nama Terpanjang di Tuban Kini Memiliki Dokumen Kependudukan

"Jadi tudang sipulung ini salah satu langkah merumuskan perencanaan masa tanam. Tentunya supaya lebih efektif. Apalagi para petani di sini sebelumnya sudah dilatih melalui program IPDMIP. Total ada 70 orang yang hadir," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang Andi Tjalo Kerrang melalui keterangan tertulisnya.

Andi mengatakan bahwa tudang sipulung ini adalah kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum petan-petani melakukan turun sawah.

BACA JUGA: Kegiatan Demfarm Bantu Petani NTT Tingkatkan Produktivitas

Di mana dalam kegiatan ini, pemerintah akan berupaya memadukan kearifan lokal dengan teknologi.

"Melalui musyawarah tudang sipulung ini, diharapkan bisa menghasilkan dan melaksanakan kesepakatan bersama terutama untuk jadwal tanam tanpa mengindahkan kearifan-kearifan lokal yang telah kita miliki," katanya.

Kepala Bidang Penyuluhan M Syukur menambahkan selain harus berpedoman dengan kesepakatan bersama agar produksi hasil tani meningkat, mereka juga harus memastikan ketersediaan saprodi terutama pupuk dan mewaspadai beberapa hama.

"Selain mengevaluasi pola dan jadwal tanam serta ketersediaan sarana produksi, kita juga harus mewaspadai dampak dari perubahan iklim yang bisa menjadi pemicu adanya serangan OPT," jelasnya.

Syukur menjelaskan kalau faktor utama dari sebuah keberhasilan usaha tani adalah kebersamaan dan gotong royong. Olehnya itu, pemerintah dan petani harus selalu dapat bersinergi untuk meningkatkan hasil menuju petani yang sejahtera.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa ada banyak tantangan dalam membangun pertanian.

Karena ketika bicara pembangunan pertanian, maka secara langsung dihadapkan pada upaya menyediakan pangan 267 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

"Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bukan pekerjaan yang mudah, kita perlu konsentrasi dan bergerak bersama karena kita dihadapkan berbagai tantangan pembangunan pertanian diantaranya; dampak perubahan iklim yang akan berpengaruh terhadap produksi dan produktivitas hasil pertanian, krisis energi dan pangan dunia, perkembangan pasar bebas yang menuntut adanya persaingan terhadap produk-produk pertanian," jelas Dedi.

Menurut Dedi, semua ini diperlukan pendekatan yang komprehensif agar semua aktivitas pembangunan pertanian dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan agroklimat masing-masing daerah.

"Salah satunya melalui pendekatan teknologi. IPTEK dan sarpras (sarana dan prasarana) ini satu dari tiga faktor kunci pengungkit produktivitas pertanian selain regulasi dan aspek SDM penyuluh," beber alumnus Institut Pertanian Bogor tersebut.

Semua itu, lanjut Dedi, dimulai dengan pembangunan SDM yang mumpuni.

"SDM yang mampu menguasai seluk-beluk pengembangan usaha tani dari hulu sampai hilir, yang tidak bergantung pada bantuan tetapi berdikari, dan SDM yang berdaya saing," kata dia. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler