jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mencurigai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang kemacetan di Jakarta yang tak kunjung teratasi di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo. Bambang menduga pernyataan SBY itu hanya sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari isu penyadapan oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Bambang merasa heran dengan sikap diam SBY terhadap isu penyadapan oleh AS yang menjadi perbincangan hangat di berbagai negara. Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel langsung mengkritik keras pemerintahan Barack Obama.
BACA JUGA: TNI Belum Tahu Penyebab Jatuhnya Heli di Malinau
"Alih-alih marah karena disadap Australia, Presiden SBY justru coba mengalihkan perhatian publik dari isu penyadapan tadi dengan menjadikan kemacetan di Jakarta dan kota lain sebagai isu tandingan," kata Bambang kepada JPNN.Com, Minggu (10/11).
Menurut politikus yang kini duduk di Komisi Hukum DPR itu, SBY juga terkesan tendensius karena menyebut nama Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Apalagi, SBY mengemukakan masalah kemacetan lalu lintas Jakarta itu di forum yang dihadiri para pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia saat pertemuan di Istana Bogor belum lama ini.
BACA JUGA: Anas Tak Pernah Bagi-Bagi BlackBerry ke Pendukung di Kongres
Selain isu penyadapan, kata Bambang, persoalan lain yang sedang mengemuka saat itu adalah tuntutan pekerja atas kenaikan Upah Minimum Regional (UMR). Ketika itu, lanjutnya, para praktisi bisnis juga sedang menyoroti lemahnya kinerja ekspor akibat menurunnya permintaan dari kawasan Eropa yang sedang dilanda krisis ekonomi.
"Membahas kemacetan pun relevan dalam konteks infrastruktur yang ideal. Namun, manakala semua persoalannya dilimpahkan ke pundak para gubernur dan walikota, presiden terkesan tidak bertanggungjawab dan hanya bisa menyalahkan bawahan," pungkas Wakil Ketua Umum Kadin itu.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Anas Tak Pernah Bagi-Bagi BlackBerry ke Pendukung di Kongres
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curiga Akil Masih Punya Jaringan di MK
Redaktur : Tim Redaksi