jpnn.com, QATAR - Hubungan Arab Saudi dengan Qatar kian memanas. Negara yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud itu menuding Qatar mengajak perang.
Pemicu kemarahan tersebut adalah informasi bahwa Qatar ingin pengelolaan ibadah haji diinternasionalkan, tidak hanya dikelola Saudi seperti saat ini.
BACA JUGA: Ulang Tahun Pernikahan Malah Terjebak di Kereta Gantung Rusak
Permintaan serupa pernah dilontarkan Iran saat bersitegang dengan Saudi dulu.
''Keinginan Qatar untuk menginternasionalkan situs suci umat muslim itu adalah tindakan agresif sekaligus deklarasi perang terhadap Kerajaan (Arab Saudi, Red),'' ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir saat diwawancarai Al Arabiya, stasiun televisi Arab Saudi.
BACA JUGA: Rekaman Curhat Lady Diana Buktikan Pangeran Charles Selingkuh
Menurut dia, sikap tersebut menunjukkan bahwa Qatar tidak menghormati pelaksanaan ibadah haji itu sendiri.
Tudingan Saudi itu langsung dibantah Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
BACA JUGA: Putri Presiden Dituding Amoral karena Unggah Foto Menyusui
Menurut dia, Qatar tidak pernah membuat pernyataan seperti itu.
Mereka tidak tahu Saudi mendapatkan informasi palsu dari mana lagi.
''Qatar tidak pernah memolitisasi masalah haji. Arab Saudi-lah yang mencoba memolitisasi jemaah haji di tengah-tengah krisis di negara-negara Teluk saat ini,'' tegas Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Qatar mengakui memang menyampaikan komplain kepada Saudi terkait dengan ibadah haji di tengah-tengah blokade negaranya tahun ini.
Mereka menduga Saudi mempersulit jemaah dari Qatar. Pada Sabtu (29/7), pemerintah Qatar mengungkapkan keluhannya kepada lembaga khusus PBB yang mengurusi masalah kebebasan beragama atau UN Special Rapporteur on Freedom of Religion.
Pemerintah Arab Saudi memang mengizinkan jemaah haji dari Qatar untuk beribadah.
Namun, mereka bakal mengalami kesulitan. Jemaah dari Qatar tidak bisa mendapatkan visa langsung.
Mereka harus mengurusnya saat sudah tiba di Saudi nanti.
Itu pun belum diketahui mekanisme seperti apa untuk pengurusannya nanti.
Sebab, Qatar tidak lagi memiliki kantor kedutaan di sana.
Dari 20 ribu jemaah haji Qatar yang terdaftar tahun ini, sebagian sudah berusia lanjut.
Hingga berita ini selesai ditulis, pemerintah Saudi belum memberikan kepastian untuk menjamin keselamatan jemaah dari Doha.
''Kementerian (haji, Red) Saudi menolak berkomunikasi serta memberikan jaminan keselamatan. Karena itulah, jemaah khawatir,'' kata Ali Sultan Al Misifry, direktur Departemen Haji dan Umrah di Kementerian Urusan Wakaf dan Keislaman (Awqaf).
Banyak permasalahan yang belum terselesaikan. Padahal, musim haji dimulai pada akhir Agustus mendatang.
Jemaah dari negara-negara lain sudah mulai berdatangan ke Saudi, sedangkan nasib jemaah dari Qatar masih terkatung-katung.
Yang dialami pemerintah Qatar ini hampir sama persis seperti sengketa Saudi dan Iran tahun lalu.
Kedutaan besar Iran di Saudi ditutup sehingga jamaah harus mendapatkan visa on arrival, tidak ada jaminan keselamatan, blokade maskapai penerbangan, dan beberapa hal lain.
Pada akhirnya, pemerintah Iran tidak memberangkatkan seorang pun jamaah haji dari negaranya. (AFP/Reuters/Aljazeera/sha/c14/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-Detik Eksekusi Pemerkosa Bocah 3 Tahun, Oh..Ditembak Pakai Senapan Mesin
Redaktur & Reporter : Natalia