jpnn.com - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat, Kartius, melontarkan wacana akan membangun monumen atau tugu kuntilanak di Kota Pontianak. Wacana tersebut mulai menjadi polemik.
"Wacana pembangunan tugu kuntilanak yang diajukan Pemerintah Provinsi Kalbar sah-sah saja. Itukan sebatas saran. Tapi secara pribadi saya tak setuju jika patung itu dibangun," kata Anggota DPRD Kota Pontianak Beby Nailufa, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Yakin Patung Kuntilanak Serap Wisatawan
Tapi, kalau wacana tersebut bakal dianggap serius, maka sebelum itu direalisasikan dia meminta agar monumen itu benar-benar dikaji secara matang.
Karena menurutnya, cerita hantu kuntilanak hanya hikayat asal muasal nama Kota Pontianak. Jika sosok hantu sampai dibangunkan menjadi sebuah patung, tetap dirasakannya tidak elok.
BACA JUGA: Naik Kuntilanak Bayar Rp 50 Ribu, Hi hi hi hi hi...
"Perlu pertimbangan karena kita tidak ingin setelah patung itu dibangun justru banyak mudarat daripada manfaat. Kalau hanya mau menarik wisatawan tentu masih banyak ide lain yang bisa kita cari. Tak perlu sampai buat patung kuntilanak," terangnya.
Dia justru lebih mendukung jika pembenahan terhadap situs-situs wisata yang ada dulu. Seperti mempercantik keraton, Sungai Kapuas, Tugu Khatulistiwa, dan sejumlah tempat potensi lainnya.
"Kalau itu dilakukan, saya yakin Pontianak bisa menjadi magnet wisatawan. Dan saat ini upaya Pemerintah Kota Pontianak sudah mengarah ke sana, walaupun belum maksimal tapi bertahap dilakukan, perlu waktu," ujarnya.
Kalau masih ngotot mau tetap bangun tugu-tugu, Beby menyarankan sebaiknya buat lah tugu yang mengekspresikan atau berorientasikan kepada hal-hal baik. Seperti tugu ikan silok atau ikan arwana.
"Banyak ide kreatif saya kira, kita bisa membuat suvenir ikan arwana. Menurut saya ini akan lebih indah. Dari pada kita jual suvenir setan, bikin tugu lalu orang datang ke sana kerasukan hantu,” ucapnya.
“Namanya patung hantu pasti ada penunggunya. Tak elok rasanya jika itu dibangun. Intinya, jangan sampai setelah patung dibangun justru banyak menimbulkan mudarat dari pada manfaatnya," sambung Beby. (fik)
Redaktur & Reporter : Soetomo