jpnn.com - jpnn.com - Wacana pembangunan tugu atau patung hantu Kuntilanak di Pontianak, Kalbar, menuai perdebatan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Kartius optimistis pembuatan patung sosok perempuan dengan ciri rambut panjang dengan gaun putih itu optimis terealisasi.
BACA JUGA: Naik Kuntilanak Bayar Rp 50 Ribu, Hi hi hi hi hi...
Dia mengganggap pembuatan patung hantu Kuntilanak menjadi gebrakan bagi dunia pariwisata di daerah ini.
Menurut Kartius, patung hantu Kuntilanak akan menjadi ikon baru di Kalimantan Barat khususnya di Kota Pontianak.
BACA JUGA: Mantan Wali Kota Baik Hati Diabadikan Jadi Nama Jalan
"Kalau di Kuching ada patung kucing sebagai ikonnya. Di kota lain atau provinsi lain punya ikon tersendiri. Nah, kalau Pontianak belum punya. Saya harapkan patung hantu Kuntilanak ini akan menjadi ikon baru yang bisa menyerap wisatawan baik lokal maupun internasional," katanya seperti diberitakan Pontianak Post (Jawa Pos Group).
Bahkan Kartius sangat optimistis, patung salah satu hantu menakutkan itu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan menghasilkan pendapatan daerah.
BACA JUGA: Lima Ribu Transmigran Serbu Kalbar
Mengingat, hingga saat ini Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak belum memiliki objek wisata kota yang benar-benar bisa menyerap wisatawan.
"Pontianak punya Tugu Khatulistiwa, tapi ya begitu. Kalau dibandingkan dengan wilayah lain sangat kurang sekali. Saya pernah ke Gorontalo, wisata di sana sangat bagus, bahkan seharian mengelilingi satu kota saja sepertinya tidak habis," katanya.
Kartius sebagai konseptor patung hantu Kutilanak mempersilakan bagi siapa saja yang memiliki ide terkait dengan wajah sosok hantu perempuan itu, boleh menyampaikan kepada dirinya.
"Di sosmed ada perdebatan. Kalau dibuat patung kuntilanak, nanti wajahnya seperti apa? Mengingat tidak semua memiliki pengalaman melihat langsung sosok aslinya. Ya saya bilang, bikin saja wajahnya mirip saya," katanya sambil tertawa.
Dengan dibangunnya patung Kutilanak itu diharapkan bisa menyerap wisatawan ke Kalimantan Barat dan menjadi sumber PAD.
"Setiap tahunnya ada 3.000 turis datang ke Kuching, Malaysia. Tapi dari 3.000 wisatawan itu tidak lebih dari satu persen yang datang ke Pontianak. Ini sangat miris," katanya.
Sudah bukan menjadi suatu rahasia lagi, katanya jika suatu negara yang mengandalkan SDA, pertumbuhan ekonominya jalan di tempat.
Namun, negara yang mengandalkan sektor wisata, pertumbuhan ekonominya sangat baik.
"Sekarang bagaimana kita mengemas program wisata yang ada untuk meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat. Ini tentu menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita yang harus kita selesaikan bersama," katanya. (arf)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, Republik Pertama di Indonesia (1)
Redaktur & Reporter : Soetomo