jpnn.com - JAKARTA - Udara di beberapa kota yang sejak dua bulan lalu tertutup asap kini berangsur membaik. Tuhan ikut campur tangan dengan menurunkan hujan.
"Hujan mulai merata di Sumatera dan Kalimantan lima hari terkahir ini," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
BACA JUGA: Rumah Terbakar, Rugi Ratusan Juta
Kini jumlah hot spot turun serta jarak pandang dan kualitas udara membaik secara signifikan
Jika sebelumnya kualitas udara di banyak wilayah berada di level berbahaya, kemarin sore sudah banyak yang berubah menjadi baik hingga sedang.
BACA JUGA: Begini Cara PN Mungkid Bikin Pelajar Magelang Melek Hukum
Meskipun, beberapa daerah masih berada di level tidak sehat. Di Pekanbaru, indeks standar pencemar udara (ISPU) berada di angka 21,12 (baik). Kemudian, Jambi 135,16 (sedang), Palembang 222, 9 (tidak sehat). Lalu, untuk wilayah Kalimantan, di Pontianak 57,72 (sedang), Samarinda 59,19 (sedang), dan Palangka Raya 103,42 (sedang). "Untuk wilayah Banjarbaru, alatnya sedang rusak, namun dipastikan di sana kondisinya sedang," ungkapnya.
Hingga kemarin, hujan terpantau di beberapa wilayah dengan intensitas rendah hingga tinggi.
BACA JUGA: Miris! Warga Daerah Ini Harus Jalan 3 Kilometer Demi Air
Di Riau hujan turun secara merata dengan intensitas tinggi. Kemudian, Kota Palembang memiliki intensitas sedang, Kota Pangkal Pinang intensitas ringan hingga sedang, dan sisanya hanya mengalami hujan ringan.
Begitu juga dengan wilayah Kalimantan yang memiliki intensitas hujan ringan.
Selain hujan alami, pemerintah mempercepat dengan membuat hujan buatan. Sutopo menjelaskan, 284,9 ton garam ditaburkan untuk mengintensifkan hujan buatan.
"Banyak potensi hujan dan awan potensial untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan," jelasnya.
Operasi hujan buatan itu dilakukan empat pesawat terbang. Yakni, 3 pesawat Cassa dan 1 pesawat CN-295. Pesawat tersebut ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak, dan Palangka Raya.
Kualitas udara yang semakin baik itu juga berkorelasi dengan jumlah titik panas atau hot spot yang menurun.
"Kalau kemarin (Jumat, 30/10, Red) Kalimantan yang sedikit, Sumatera yang meningkat, sekarang kebalikannya," ungkap dia. Namun, data yang didasarkan pada satelit tersebut juga dipengaruhi kondisi awan yang menutupi wilayah atau tidak.
Berdasar pantauan satelit Terra Aqua kemarin, untuk wilayah Sumatera, hanya ada 46 titik (sebelumnya mencapai ratusan).
Di Lampung 11 titik dan Sumatera Selatan 35 titik. Sebaliknya, di wilayah Kalimantan, hot spot naik drastis menjadi 187 titik. Perinciannya, 1 di Kalimantan Barat, 5 Kalimantan Selatan, 25 Kalimantan Tengah, 155 Kalimantan Timur, dan 1 Kalimantan Utara. (lus/wan/c10/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan TKI Segera Serbu Nunukan
Redaktur : Tim Redaksi