Tujuh kepala daerah itu adalah Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Yusuf Wally (Bupati Keerom), La Tinro La Tunrung (Bupati Enkerang), Amran Nur (Wali Kota Sawahluto), Muda Hendrawan (Bupati Kubu Raya), Abdul Kholiq Arif (Bupati Wanosobo) dan Herman Sutrisno (Wali Kota Banjar).
Bupati Kubu Raya Kalimantan Barat Muda Mahendrawan mengaku mendapatkan penghargaan karena tim menilai dirinya berhasil menghemat anggaran Rp30 miliar pertahun.
"Ini merupakan terobosan kita. Memang idealnya di Kubu Raya demikian," ujar Muda Mahendra kepada sejumlah wartawan usai menerima penghargaan.
Muda mengatakan, penghematan anggaran yang dilakukan adalah dengan tidak membeli kendaraan dinas baru sejak pertama menjabat Bbpati. Begitu juga untuk wakil bupatinya, Andreas Muhrotein.
Keduanya, tidak memasukkan rumah dinas dalam mata anggaran belanja daerah, namun dialihkan membeli kendaraan dinas untuk bidan, petugas penyuluh pertanian, guru serta anggota Babinkamtibmas.
"Ini terobosoan yang kita lakukan untuk Kabupaten Kubu Raya," ujar bupati terpilih menjadi kepala daerah lewat jalur independen itu.
Wapres Boediono dalam sambutannya menyatakan, selama ini masih menjumpai sistem-sistem administrasi yang belum memadai di beberapa daerah. Akibatnya, lanjut dia, sistem pendataan atau pencarian data terganggu dan berlangsung lama.
Karenanya, bekas Gubernur Bank Indonesia itu meminta Kementerian Dalam Negeri untuk mengevaluasi Peraturan Daerah yang menggangu.
Kendati demikian, Boediono juga menilai masih banyak beberapa hal yang bisa menjadi kebanggaan di era otonomi baru. Dia menyebut, antara lain munculnya kepala daerah baru yang memiliki sejumlah inisiatif.
"Meski anggarannya kecil," ujar pria berkacamata itu. Menurutnya, prestasi-prestasi yang bisa dikatakan gemilang di berbagai daerah maupun indeks pelayanan pemerintah meningkat, hanya bisa terjadi karena ada orang-orang yang kapabel menghadapi masalah-masalah yang sistemik.
Acara penghargaan "Tokoh Tempo 2012 Bukan Bupati Biasa" itu tersebut dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Corporate Chief Editor Tempo Toriq Hadad, dan sejumlah tokoh lain.
Ulasan Tokoh Tempo 2012 itu diturunkan dalam edisi khusus pada majalah Tempo edisi 10 Desember 2012 lalu.
Dalam sambutannya, Toriq Hadad mengatakan penghargaan Tokoh Tempo merupakan kegiatan yang dilakukan sejak 2007 dan dilakukan setiap tahun. Para tokoh berasal dari birokrat, kelompok hak asasi manusia, dan regu penolong.
"Kali ini kami memilih Tokoh Tempo dari kepala daerah yang layak jadi contoh bagi masyarakat luas," katanya. Menurutnya, ketujuh kepala daerah yang terpilih dihasilkan dari saringan yang sangat ketat. "Mereka harus bebas dari korupsi dengan segala turunannya," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istana Bantah Sebarkan Sprindik Anas
Redaktur : Tim Redaksi